oleh: Wiwik Mulya
Menjadi orang tua, tidak hanya sekadar menjaga kesehatan fisik anak saja, kesehatan
mental anak-anak juga penting untuk diperhatikan. Setelah dilahirkan, anak membutuhkan
cinta, bimbingan, dan rasa aman dari orang tua. Ketika orang tua mampu membuat
anak merasa terlindungi, sesungguhnya
orang tua sedang membangun landasan kuat
terhadap
kesehatan mental anak.
Apabila selama proses tumbuh kembang anak memiliki mental yang sehat dan kuat, ia bisa berpikir jernih, berkonsentrasi, lebih mudah mempelajari hal baru, serta mampu bersosialisasi dengan baik. Kesehatan mental yang baik sangat diperlukan dalam pembangunan rasa percaya diri, harga diri, serta mengatur emosional.
Laporan dari Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022 menyatakan bahwa 34,9% remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental. Adapun jenis
gangguan mental yang paling sering dialami adalah ADHD, depresi, dan gangguan
cemas. Bahkan, beberapa kondisi tersebut bisa terjadi secara bersamaan. Ketika
anak merasa depresi, sulit
baginya untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, karena kehilangan
motivasi untuk melakukan sesuatu.
Anak menjadi
kurang percaya diri, adanya perasaan bersalah, merasa tidak berguna, bahkan sampai berpikir untuk menyakiti diri sendiri dan bunuh diri. Lebih dari 90% pelaku bunuh diri adalah
orang dengan gangguan kesehatan mental yang tidak mendapatkan penanganan tepat.
Untuk
menghindari hal tersebut, orang tua perlu membangun fondasi kesehatan mental
yang kuat. Salah satu
cara yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah membangun kepercayaan diri anak. Hal ini bisa dilakukan
dengan memberikan pujian atau apresiasi saat mereka berhasil melakukan hal baru
atau mencapai prestasi tertentu.
Sebaliknya, menjadi penghibur dan pemberi motivasi saat anak sedang gagal.
Memberikan
waktu bermain yang cukup juga dapat membantu menjaga kesehatan baik secara fisik maupun mental, karena bermain tidak hanya sekadar bersenang-senang tapi juga waktu untuk mempelajari atau mengeksplorasi berbagai hal baru. Mengajarkan anak untuk
bersosialisasi dengan teman sebayanya, menjadi ajang bagi anak untuk hidup berdampingan dengan orang lain.
Hal ini akan membuat anak lebih mudah
mengenali serta menghargai kelemahan dan kelebihan dirinya sendiri.
Cara lain adalah memberikan perhatian penuh
kepada anak. Beberapa perilaku
yang orang tua perlu lakukan untuk menunjukkan kasih sayang seperti mencium, memeluk, mengusap kepala, menanyakan kegiatannya di sekolah, merespon saat mereka bercerita, atau melakukan kegiatan
bersama. Hal menyenangkan
yang bisa
dilakukan bersama, misalnya membaca buku, bermain, atau aktivitas lainnya yang
dapat mempererat hubungan anak dan orang tua.
Membangun
hubungan yang baik juga dapat membangun rasa percaya anak pada orang tua. Hal ini penting untuk
dicapai agar anak selalu merasa dekat
dengan
tuanya. Dengan begitu, anak merasa memiliki
tempat bersandar. Anak tahu bahwa ia
diterima, ia tidak akan dihakimi, dan
saat merasa down, ia tak membutuhkan
tempat lain selain kembali kepada orang tuanya.
Terakhir anak juga harus diajarkan cara mengatasi stres atau
coping mechanism. Hal ini
dapat membantu anak memecahkan masalah secara efektif, serta mampu mengendalikan rasa stres yang hadir dalam
hidupnya.
Kemampuan ini bisa menjadi bekal yang
penting bagi kehidupan anak saat beranjak remaja dan dewasa kelak. Mereka akan menjadi generasi yang siap menghadapi segala
kondisi.
0 Komentar