Jangan Merayakan Liburan UPA

 

Ilustrasi agenda UPA bersama dalam bentuk piknik keluarga/dok.dayat 




Oleh: Cahyadi Takariawan


Sesuatu masih sangat mengganjal di hati. Yaitu pengumuman liburan Unit Pembinaan Anggota (UPA). Seperti libur sekolah atau libur kerja kantoran.


Lebih mengganjal lagi, saat pengumuman liburan disambut dengan suka cita. Seakan bebas dari penjara. Seakan keluar dari tekanan.


UPA adalah cinta, semestinya tak akan ada akhirnya. UPA adalah kesetiaan, seharusnya tak akan ada liburnya. UPA adalah ikatan, seyogyanya tak akan ada istirahatnya.


UPA adalah konsolidasi hati, konsolidasi jiwa, konsolidasi cita-cita, konsolidasi kerja, dan konsolidasi nila serta norma.


Maka jangan liburkan UPA, karena kita tengah membina diri bersama-sama. Kita tengah menyatakan cinta, kesetiaan dan kesungguhan.  


Apakah kita lelah dari UPA sehingga perlu istirahat? Apakah bosan membina diri sehingga perlu liburan? Apakah jenuh dari keterikatan sehingga perlu dirampungkan?


Sungguh tak ada tempat bagi kita untuk istirahat di muka bumi ini. Istirahat yang sesungguhnya adalah ketika kita telah berada di surga.


سئل الإمام أحمد بن حنبل : متى الراحة يا إمام ؟ فأجاب : عند أول قدم تضعها في الجنة .


Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya, “Wahai Imam, kapankah waktu istirahat?” Beliau menjawab, “Istirahat yang sesungguhnya ialah pada saat engkau pertama kali menginjakkan kaki di dalam surga.”


Seorang penyair mengatakan,


ولو أنا إذا متنا تُركنا ** لكان الموت راحة كل حي


“Sekiranya kita telah mati lalu dibiarkan begitu saja tanpa perhitungan dan pembalasan amal, niscaya kematian menjadi istirahat bagi setiap orang yang masih hidup”.


ولكنا إذا متنا بُعثنا ** ونُسأل بعدها عن كل شي


“Kenyataannya, setelah mati kita akan dibangkitkan dan dimintai pertanggungjawaban atas segala hal yang pernah kita lakukan di dunia.”


Seorang laki-laki bertanya kepada Hasan Al-Bashri, "Apakah Iblis itu tidur?" Hasan Al-Basri menjawab, "Seandainya iblis tidur, niscaya kita bisa istirahat."  


Nyatanya iblis tak pernah tidur. Nyatanya kita akan dihisab di hari pembalasan. Nyatanya dunia adalah lahan ujian.


Maka kita perlu kebersamaan. Membina diri, menempa diri, menguatkan diri yang sangat lemah ini, secara bersama-sama. Itulah UPA.


Nikmati kebersamaannya.


*) Sudah lama saya ingin menuliskan ini, tapi khawatir disalahpahami. Saya tulis setelah UPA mulai diaktifkan lagi.

Posting Komentar

0 Komentar