Mbah Nur, Tetap Semangat Jadi Relawan PKS di Usia Senja




Banten (09/01) -- Tua secara fisik tak membuat Mbah Nur Jaya duduk berpangku tangan. Ia meniatkan diri menjadi relawan siaga bencana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Banten.


Ditemui usai acara penutupan Kemah Bhakti Nusantara (Kembara) yang diselenggarakan oleh Bidang Kepanduan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Provinsi Banten, Ahad (9/1/2022). Ia mengaku ingin menjadi relawan PKS karena ingin menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. 


"Menjadi relawan adalah panggilan hati, " kata kakek beranak dua ini singkat. 


Mbah Nur, begitu akrab disapa mengisahkan, 19 tahun silam saat baru menikah beberapa hari, terjadi banjir bandang di DKI Jakarta, tak berfikir lama, ia langsung izin ke istri tercinta untuk bergabung bersama relawan PK (Partai Keadilan) lainnya membantu evakuasi korban bencana banjir, "Waktu itu, kita bantuin evakuasi warga yang masih terjebak banjir, dan juga membatu menyalurkan makanan, " ujarnya sambil membetulkan topi putih berlogo PKS.


Saking asiknya membantu korban banjir, Mbah Nur sampai lupa kalau dia baru menikah, sampai-sampai ditegur kakak kandungnya. "Baru nikah kok ninggalin istri," begitu kata Mbah Nur mengingat ucapan sang kakak. 


Topi putih berlogo PKS tersebut merupakan hadiah dari panitia acara karena menjadi peserta tertua (55 tahun) dari total seluruh peserta sebanyak 600 orang, yang mayoritas berusia 15' - 17' an, topi PKS tersebut langsung diberikan oleh Ketua DPW PKS Banten, Gembong R. Sumedi. Dan bagi Mbah Nur, pemberian topi itu adalah sebuah kehormatan.


Mbah Nur mengungkapkan, tetap ingin menekuni dunia relawan dengan mempelajari keahlian (skill) yang dibutuhkan saat terjadi bencana alam. Ia mengatakan seharusnya umur yang telah tua ini bisa untuk beristirahat, namun menjadi relawan kemanusiaan ini justru menjadi kepuasan batinnya. 


"Saya bercita-cita ingin menghabiskan sisa usia untuk membaktikan diri bagi agama dan bangsa," tegas suami Nadia ini. 


Bagi Mbah Nur, di usia yang makin menua, urusan dunia tidak perlu dikejar, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari cukup berjualan sayuran di  warung dekat rumahnya di Kelurahan Larangan, Kreo, Kota Tangerang, Banten. Bahkan, saat pandemi Covid-19 melanda negeri ini pada tahun lalu, ia bisa berbagi dengan warga melalui program paket sayuran murah berisi tempe, tahu, dan sayuran. 


"Paket sayuran di diskon, saya jual 10 ribu rupiah per paket. Kalau harga normalnya 15 ribu rupiah," ungkapnya.


Mbah Nur mengaku senang bergabung dengan PKS, karena partai yang identik dengan warna orens ini tidak hanya dididik untuk menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi orang lain, tapi juga ditegur jika salah. "Di PKS itu kadernya saling menasehati untuk kebaikan," pungkasnya. 


Siang makin meninggi, obrolan pun berakhir, Mbah Nur dipanggil rekan kelompoknya dari Kota Tangerang untuk foto bersama. Terlihat, peserta lain dari delapan kota/kabupaten pun bersiap pulang, mobil jemputan sudah menunggu di area parkiran. **(cip)

Posting Komentar

0 Komentar