Suka Duka Ketemuan ketika Belum Ada Alat Komunikasi



Sembari duduk menyender di salah satu tiang selasar Mushala Kantor PKS Lampung, laki-laki yang baru saja resmi menyandang gelar doktor itu bercerita awal-awal merintis dakwah di Lampung.  


Medio 90an, ia bersama koleganya, Ustadz Hilmudin Tsulani pernah melakukan perjalanan untuk pertemuan rutin - kini disebut Unit Pembinaan Anggota (UPA) - ke daerah Bratasena, Tulang Bawang, sekitar 5-6 jam dari Kota Bandar Lampung pada saat itu. 


Hanya berbekal komitmen pertemuan di titik yang ditentukan, ia bersama Ustadz Hilmudin Tsulani menggunakan caranya masing-masing untuk menuju titik yang ditentukan tersebut. 


Untuk menuju titik pertemuan yang ditentukan, ia memilih naik mobil "omprengan" bersama sayuran, tak jarang juga ditemani ayam dan kambing dalam perjalanannya menuju Bratasena.


Rupanya, sebelum sampai di titik pertemuan yang disepakati, qadarullah ia dan Ustadz Hilmudin bertemu di penyeberangan kapal klotok sebelum ke titik pertemuan tersebut. 


Untuk menuju titik pertemuan yang disepakati itu harus menempuh sekitar satu jam perjalanan dari penyeberangan dengan kapal klotok untuk membelah sungai yang masih penuh dengan buaya, pada saat itu. 


Lalu, setelah menempuh satu jam perjalanan membelah sungai penuh buaya itu, sampailah di titik yang ditentukan untuk melaksanakan pertemuan (UPA). 


Namun demikian, setelah mereka berdua sampai di titik itu, terjadi hal tak terduga sebelumnya. Peserta pertemuan, setelah ditunggu untuk beberapa waktu, tidak ada yang hadir barang satupun, selain ia dan Ustadz Hilmudin Tsulani. 


Baginya, itulah tantangan dakwah khususnya di Lampung masa-masa awal. Tidak ada alat komunikasi untuk sekedar berbagi atau sharing informasi dan konfirmasi. Untuk melakukan pertemuan rutinpun tak jarang harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan moda transportasi seadanya. 


"Sementara kini, kantor DPTW PKS Lampung beserta aulanya begitu representatif untuk pertemuan seperti ini," katanya. (*) 

______


Kini, "ia" yang disebut namanya adalah Ketua Bidang Pembinaan Wilayah Sumatera Bagian Sumatera, DPP PKS, Al Ustadz Ahmad Junaidi Auly, sekaligus Anggota Fraksi PKS DPR RI, Dapil Lampung 2.


Kami yang di Lampung, terbiasa memanggilnya dengan  "Bang Jun". Sosok tinggi besar, berwibawa, punya kreativitas bisnis diatas rata-rata. 


Kisah diatas, adalah penggalan-penggalan sejarah yang ia ceritakan saat sambutannya pada Agenda Kunjungan Kerja Bidang Pembinaan Wilayah Sumbagsel DPP PKS bersama Pengurus DPTW (Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah) PKS Lampung, Jum'at (2/4) yang kemudian dilanjutkan lebih detil di selasar Mushala PKS Lampung, ba'da Shalat Maghrib. 


Lain waktu, Insyaallah kisah ini akan berlanjut, tentang bagaimana kreativitas bisnis dan networking Bang Jun sebagai Ketua Umum pada saat itu, PKS Lampung memiliki gedung/kantor tiga lantai di salah satu jalan protokol Bandar Lampung. 


_______

Penulis:

Iman Chambali Hasan

Korwil Reli Sumbagsel

Posting Komentar

0 Komentar