PKS, Memori Yang Tak Pernah Lekang Oleh Waktu



Jakarta 1998, Lapangan Al Azhar Kemayoran.

Masih terngiang di kepalaku sampai saat ini, dua puluh tiga tahun lalu pertama kali aku mengenal partai ini dengan namanya yang masih sama hanya beda tambahan "Sejahtera" saja di belakangnya.

 

Hari itu menjadi hari bersejarah dalam hidupku, karena untuk pertama kalinya sebuah amanah besar disematkan pada pundakku bersama rekan-rekan seperjuangan lainnya. Partai Keadilan, sebutannya. Partai ini hadir dalam situasi yang serba terbatas sumber daya manusia, dana dan fasilitas, namun semangat untuk menuangkan sebuah aspirasi yang lama dinanti, menjadi alasan yang kuat.

 

Berbekal dengan keyakinan kuat dan ukhuwah islamiah, kami berjalan beriringan mengatasi serba keterbatasan ini. Menyatukannya dalam sebuah ide, gagasan dan aksi.

 

Sebagai pendatang baru dalam kancah perpolitikan Indonesia, Partai Keadilan saat itu namanya menjadi "Pencerah" bagi sebuah idealisme dan kerinduan akan kehadiran satu partai yang membangun harmonisasi antara Islam, cinta dan kerja nyata.

 

Monas 20 April 2002

Partai Keadilan melebur dan mendeklarasikan dirinya sebagai Partai Keadilan Sejahtera singkat PKS, agar bisa mengikuti Pemilu. Sama seperti pendahulunya, PKS selalu menjadi yang pertama memberikan suara keberpihakan pada rakyat. Menghadirkan diri berada dalam garis terdepan memberikan bantuan dan melindungi rakyat kecil dalam situasi sulit sekalipun.


Januari 2007 tepatnya

Ini momentum yang berkesan buatku. Saat itu DKI Jakarta dilanda banjir terbesar, hingga melanda daerah tempat tinggalku di bagian timur Jakarta yang berbatasan dengan Bekasi. Dibawah instruksi ketua partai wilayah ranting (DPRa) kala itu aku dan rekan-rekan relawan segera turun ke masyarkat yang terkena dampak bencana banjir.

 

Hampir sebagian besar wilayah RW 12 dan RW 003 di kelurahan kami mengalami kondisi yang parah dan terisolasi karena banjir, yang hampir sedada orang dewasa. Dengan bantuan salah satu rekan yang memiliki link kepemilikan perahu karet dan mobil jeep, bersama kami memasuki area terdampak banjir dengan membawa bantuan nasi bungkus dan makanan ringan lainnya untuk logistik beberapa hari, sambil menunggu banjir surut.

 

Di lokasi yang lain, Kami membuka posko dan pelayanan kesehatan dengan menyediakan tim dokter dan perawat yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang berhasil kami evakuasi ke posko yang letaknya di area Masjid Asy Syuhada Lubang Buaya.

 

Masya Allah, sebuah situasi yang sangat bersinergi terjadi antara tenaga, pikiran dan hati yang luar biasa menyatu, hari itu. Ada rasa haru, puas dan bahagia melihat warga yang terdampak banjir dapat kami evakuasi dan memenuhi kebutuhan warga yang tidak bisa kami lakukan evakuasi karena keterbatasan fasilitas rescue saat itu. Namun tak menyurutkan langkah dan semangat. Rekan-rekan relawan melakukan aksi kemanusiaannya dan siap melayani warga 24 jam.

 

 

Sabtu, 20 Februari 2021


Hujan deras turun mengguyur sebagain wilayah Jakarta hingga pagi hari. Wilayah kelurahan ku mengalami kembali musibah banjir yang terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya. Ya, hal ini karena kondisi geografis yang berdampingan dengan anak Sungai Sunter dan padatnya perumahan penduduk, memang sangat memungkinkan terjadinya banjir tiap tahun di wilayah ini. 


Dan seperti tahun-tahun sebelumnya Ketua DPRa Lubang Buaya bersama rekan-rekan relawan mendirikan posko banjir, di beberapa tempat untuk mendistribusikan bantuan. Tidak hanya itu penggalangan dana juga dilakukan. Selain posko, PKS bersama masyarakat sekitar juga membuat dapur umum. Sore dan malam hari, tim bergerak memberikan nasi bungkus sebagai bentuk kepedulian, terhadap mereka yang tertimpa bencana. Bantuan tersebut masih terus dilalukan sampai banjir surut, karena masih banyak warga terdampak yang tinggal di rumah membutuhkan bantuan karena sulitnya logistik, komunikasi dan air bersih akibat pemadaman listrik yang cukup lama.

 

Lagi dan lagi PKS selalu menjadi partai yang siap membersamai rakyat dikala susah dan membutuhkan bantuan. 


PKS kini telah berganti lambang dan warna partai, jadi terlihat lebih muda dan penuh semangat. Kiprah PKS makin diakui konsistensinya, "Bersama Melayani Rakyat". 

 

Inilah sekelumit kisah yang membuatku selalu kagum terhadap PKS dan enggan untuk berpaling hati, walau saat ini diriku tidak lagi bersama dalam kepengurusan. Namun akan selalu ada ruang, waktu, tenaga, pikiran dan materi yang akan siap kuberikan untuk membantu perjuangan PKS sampai kapanpun.

 

 

Bunbun Wiet

 


Posting Komentar

0 Komentar