Kita dan Isra Mi'raj


Setiap kali kita mengenang peristiwa Isra' dan Mi'raj maka sejatinya iman kita kepada Allah Yang Maha Suci dan Maha Agung semakin  bertambah. Sebab peristiwa ini hanya bisa diterima dengan iman. 

Keimanan itulah yang menjadi pembeda antara Abu Bakar Shiddiq yang begitu spontan mempercayai perjalanan istimewa Rasulullah ini, dengan kaum kafir Quraisy yang tidak mau mempercayainya, padahal Rasulullah memberikan beberapa bukti nyata adanya perjalanan tersebut.

Keyakinan kita bahwa Allah senantiasa melihat dan mendengar seluruh perbuatan kita, dan menyediakan balasan yang layak atas perbuatan tersebut, adalah bagian dari keimanan itu sendiri. Sehingga tindak-tanduk keseharian kita mencerminkan keyakinan tersebut.

Setiap kali kita mendalami dan mentafakkuri peristiwa Isra' dan Mi'raj, maka sejatinya kita selalu teringat tentang shalat kita. Bagaimana kualitasnya, khusyuknya, rapinya dan indahnya. Sebab ibadah shalat merupakan oleh-oleh utama perjalanan Isra' dan Mi'raj.

Kita harus terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas shalat kita. Sebab dalam shalat itu kita sedang bermunajat langsung dengan Allah. Mirip saat munajat Nabi SAW kepada Allah di malam mi'raj. Maka shalat kita adalah "mi'raj" rutin kita kepada Allah.

Jangan sampai berulang-ulang peristiwa Isra' dan Mi'raj kita kenang dan pelajari, namun shalat kita masih begitu-begitu saja, hubungan kita dengan Allah tidak semakin baik, dan komitmen kita kepada Islam tidak meningkat.

Wallahu A'laa wa A'lam.

Irsyad Syafar
Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat

Posting Komentar

0 Komentar