Jagung Terbaik

Ilustrasi (pexels.com)

Di suatu negeri terdapat petani yang menanam jagung unggulan dan seringkali memenangkan penghargaan petani dengan jagung terbaik sepanjang musim.

Suatu hari, seorang wartawan dari koran lokal melakukan wawancara dan menggali rahasia kesuksesan petani tersebut.

Wartawan itu menemukan bahwa petani itu membagikan benih jagungnya kepada para tetangganya.

"Bagaimana Anda bisa berbagi benih jagung dengan tetangga Anda, lalu bersaing dengannya dalam kompetisi yang sama setiap tahunnya?" tanya wartawan, dengan penuh rasa heran dan takjub.

"Tidakkah Anda mengetahui bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari jagung yang akan berbuah dan membawanya dari satu ladang ke ladang yang lain.

Jika tetangga saya menanam jagung yang jelek, maka kualitas jagung saya akan menurun ketika terjadi serbuk silang.

Jika saya ingin menghasilkan jagung kualitas unggul, maka saya harus membantu tetangga saya untuk menanam jagung yang bagus pula", jawab si petani itu.

Petani ini sangat menyadari hukum "keterhubungan" dalam kehidupan. Dia tidak dapat meningkatkan kualitas jagungnya, jika dia tidak membantu tetangganya untuk melakukan hal yang sama.

Dalam kehidupan ini, jika kita ingin menikmati kebaikan, kita harus memulai dengan menabur kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita. Jika kita ingin bahagia, maka kita harus menabur kebahagiaan untuk orang lain.

Jika kita ingin hidup dengan kemakmuran, maka kita harus berupaya pula untuk meningkatkan taraf hidup orang-orang di sekitar kita.

Anda tidak akan mungkin menjadi ketua tim yang hebat, jika Anda tidak berhasil mengupgrade anggota tim Anda.

Kualitas Anda Ditentukan Oleh Orang-Orang di Sekitar Anda.

Orang yang cerdas itu sejatinya adalah orang yang mencerdaskan orang lain, begitu pula orang yang baik adalah orang yang mau membaikkan orang lain.

Dan akhirnya, jika kita ikhlas berbuat kebaikan, maka Tuhan akan melipatgandakan kebaikan di dunia dan akhirat.

Ustadz Satria Hadi Lubis

Posting Komentar

0 Komentar