Antara Asma dan Hari Perempuan Internasional


8 Maret 2021 adalah momentum Hari Perempuan Internasional. Dalam sejarah Islam, ada satu nama perempuan yang sangat hebat. Namanya Asma.

 

Asma Radiyaullahuanha adalah putri sahabat mulia Abu Bakar ash Shidiq Radiyaullahuanhu. Beliau termasuk salah satu wanita di Makkah yang pertama masuk Islam setelah 17 sahabat mengucapkan syahadat.

 

Lahir 27 tahun sebelum hijrah. usianya terpaut 10 tahun lebih tua dari Aisyah Radiyallahuanha. Beliau menikah dengan sahabat mulia Zubair bin Awwam. Sosok wanita pejuang tangguh pemberani berlogika, dermawan dengan tingkat kesabarannya yang kuat.

 

Beliau begitu gigih membantu perjuangan Nabi Muhammad SAW disaat masa-masa sulit mendakwahkan Islam. Bahwa menjadi ukuran kekuatan dirinya dengan kisah bagaimana heroiknya beliau di medan jihad saat perang yarmuk.

 

Ini menjadi sorotan bagi semua perempuan terkhusus perempuan Indonesia, bahwa sebegitu spektakulernya sosok perempuan, dengan keanekaragaman potensinya dalam bayang-bayang orkestra kestabilan sistem limbiknya.

 

Ia memiliki daya dorong bermetamorfosis begitu sempurna. Bahwa bayang bayang pendidikan berbasis kekuatan kestabilan jiwanya berkat paradigma berfikir yang terintegrasi sempurna.

 

Begitu besar dampak dari kekuatan kestabilan jiwa seorang perempuan, sehingga laksana angin, Asma Radiyaullahuhanha melejit mendaki terjalan batu batu gunung dalam keadaan hamil mengikhtiarkan agar Rasulullah SAW dan ayahandanya terjaga makan minumnya disaat hijrah.

Beliau yang dijuluki Dzatun Nithaqaini. Begitu cerdiknya alur berfikirnya sehingga ia mampu meredakan badai dalam hati kakeknya yang mengkhawatirkan Abu Bakar tidak menafkahi keluarganya.

 

Keluasan hatinya menerima pinangan Zubair bin Awwam yang sederhana menandakan strata berfikir yang ciamik. Ia yang selalu merespon takdir sebagai upaya menjadi tabungan bagi konstribusinya bagi bangsa.

 

Maka semakin bercahayalah sosoknya dengan keluarbiasaan sifat dermawannya membuat sirkuit-sirkuit sinab berfikirnya berpijar.

Ia yang telah selesai dengan dirinya sendiri sehingga ia terus naik, senaik kepiawaian otaknya mengurus keputusan-keputusan besar buat kemanfaatan bangsa.

Keluwesan Asma dalam men-draft frequensi semangatnya menandakan ia pemikir sejati, cerdas secara keseluruhan.

 

Kalimat-kalimat hikmahnya mengalir, “hidup mulia, mati mulia" nasihatnya pada anaknya Abdullah. Menandakan kelembutan dalam arti yang sesungguhnya sebagai ibu.

 

Kesetiaannya pada Zubair bin Awwam dibuktikannya dengan berangkat ke Yarmuk bersama.

 

Mempelajari ini, bahwa Asma binti Abu Bakar Radiyaullahuanha sudah membuktikan kepada kita. Kendali kepemimpinan wanita adalah kekuatan menstabilkan limbiknya. Membuat cercah hormon-hormon dopamin dan adrenalinnya stabil, alam bawah sadarnya berbinar-binar, sirkuit-sirkuit spiritualnya berpendar, maka pre frontal cortexnya memutuskan terjangan-terjangan sederhana tapi mematikan.

Semua iti berasal dari kejelasan insight. Agar bertumbuh bersama di dunia dan di surga.

 

 

Selamat hari perempuan Internasional.

 

Perempuan selamatkan peradaban..

 

Heni Nurmaini 

Ketua BPKK DPW PKS Lampung

Posting Komentar

0 Komentar