Vaksinasi dan Oposisi

Alhamdulillah, selasa 23 Februari 2021 pukul 10.03 WIB, saya sudah selesai melakukan vaksinasi tahap kedua. Untuk tahap pertama senin tanggal 8 februari 2021. Vaksinasi dengan sasaran seluruh tenaga kerja yang bekerja di fasilitas kesehatan. Itu pertanda vaksinasi khusus Covid 19, sudah selesai untuk saya.


Vaksinasi ini dilakukan sebagai upaya mencegah penularan penyakit menular, yakni Covid 19. Bukan berarti kita tahan banting, atau tak akan kena virus Covid 19. Lantas bebas berkegiatan tanpa menerapkan pola perilaku 3M.  Penjelasan detailnya saya kurang bisa untuk menjelaskannya. Tonton saja serial Upin dan Ipin, episode "Hapuskan Virus". Penjelasannya sederhana soal vaksinasi.😄


Mungkin ada yang bertanya, "elu kan sering kritik pemerintah, kenapa ikut vaksinasi yang notabene program pemerintah?" Helloo. Oposisi itu harus konstruktif. Sederhananya, jika program itu baik kita dukung. Jika tidak kita kritik. Bukan asal beda dengan pemerintah. Kerjaannya kritik melulu, padahal ada kebaikan yang bisa diambil.


Lagian vaksinasi ini sudah dikaji oleh para pakar. Soal kehalalan dijamin halal oleh MUI. Soal aman sudah dilakukan uji klinis oleh BPOM. Terus kenapa kita harus membantah lagi? Kecuali kapasitas kita melebihi MUI dan BPOM. Atau memang kita sendiri yang antivaks. Kalau memang demikian, itu sudah pilihan sendiri.


Agama Islam sendiri memerintahkan agar kita serius melakukan pencegahan dan pengobatan dari penyakit. Ikhtiar merupakan cara mengikuti sunnah Nabi SAW (ittiba'), termasuk dalam konsep tawakal dan  menunjukkan kesempurnaan iman (Ibn Rajab. 1997. 1/437). Ikhtiar bukan saja tidak bertentangan dengan tawakal, tetapi merupakan syarat sah tawakal itu sendiri (Al Qardawi. 1996. 10).


Tamat.


Oleh : Elfit Gusrizal

Posting Komentar

0 Komentar