PKSFoto Kab Tangerang/Ety |
Rintik hujan yang turun bersamaan membawa kebermanfaatan pada seisi alam; membawa kita pada kenangan-kenangan terbaik; menuntun kita untuk mengucap segala doa mustajab dan tanpa sadar mampu menjadi meditasi alami.
Bahwa mereka, Allah turunkan tak sendiri.
Sarat akan makna tentang bersamanya rintik hujan sungguh membawa banyak kebermanfaatan, dibanding satu tetes yang mungkin lebih tak berarti.
Adalah kisah Nabiyullah Musa yang memohon kepada Allah SWT agar dikirimkan sahabat dalam menemani perjalanan misi dakwahnya, Harun. Nabiyullah Musa memohon peneguhan kekuatan dengan kehadiran sahabat dalam membersamai perjuangannya.. (At thaha: 20-32)
Betapa fitrah kebaikan itu akan ringan jika dilakukan bersama.
Bahwa menapaki jalan panjang akan lebih mudah lelah ketika berjalan sendiri.
Bahwa segala kesulitan pasti akan ada kemudahan, dan terasa ringan terlewati dengan kebersamaan.
Sebab begitulah sengaja Allah ciptakan manusia untuk saling mengenal dan menjadi makhluk sosial.
Berbulan bulan sudah, Allah beri ujian kebersamaan sesama kita dalam jarak.
Bersama menerima takdir yang sama sekali tak pernah terpikir.
Rindu belum juga terobati. Tapi Allah berikan kami rasa kebersamaan yang semakin terasa, meski rindu tetap ada. Justru semakin luas dan dalam. Saat banyaknya empati itu hadir pada setiap akun-akun media sosial kita.
Berbalas dukungan-menguatkan; mendoakan-mengulurkan;
merasa dan turut berduka.
Bahwa kebersamaan yang kini terasa bukan lagi sebab jarak dekat. Namun, sudah jauh melampaui.
Lagi dan lagi.
PKS kembali membuka tabir hikmah. Memanfaatkan cakrawala musibah dengan atraksi ukhuwah yang indah.
Kami sudah terbiasa dengan bapak bapak berseragam kepanduan hijau lumut itu turun tak pernah absen bersiaga terpanggil sebagai relawan banjir.
Dan kali ini, saat ada saja yang masih belum paham bagaimana menyikapi sanak saudara, kerabat, tetangga yang positif covid, yang berakibat diperlakukan nya mereka seperti manusia ber-aib atau bak zombie yang menakutkan.
PKS kembali sibuk memberikan contoh sikap dengan nurani relawan. Saat kabar 'positif' itu hadir, mereka berikan simpati dengan edukasi psikologi. Memberikan support dan energi positif.
Berempati, semua kecukupan pokok dicukupi. Uang? Mereka galang donasi. Semua dilakukan demi semangat kontribusi memutus rantai covid. Mereka tidak merasa direpotkan dan pasien pun tidak merepotkan dirinya dengan melabelkan sakit aib.
Makanan digantung di depan begitu saja setiap hari selama isolasi. Semakin banyak yang mengirimkan paket herbal dan semisalnya. Mereka (kader PKS) memantau setiap hari.
Masyaa Allah. Betapa PKS berusaha melayani rakyat. Berjuang menjadi sarana untuk membuktikan sebagai Partai Islam rahmatan lil alamin.
Tetaplah bersama PKS. Di sini. Bersama kami, yang tidak hanya satu dua kali melihat segala kebaikan yang ditorehkan sebagai bukti sumpah di hadapan Tuhannya.
Berjayalah selalu untuk menjadi lentera cahaya di tengah gelap.
Mari kita berjuang bersama. Melewati masa pandemi ini dengan hati yang kuat, jiwa yang tegar, dan ikhtiar struggle yang paripurna.
Tercatat sudah ratusan tenaga medis gugur dalam perjuangan bersama melawan covid. Pejabat daerah. Tokoh nasional. Relawan. Atau mungkin kerabat dekat kita, yang sempat juga berjuang bersama untuk empati dan peduli.
Sahabat, mari kita munajat agar lekas pulih kembali bumi ini. Tahan sebentar lagi temu kita, agar tidak ada lagi korban, agar kembali kita bisa bersama.
0 Komentar