Pandemi dan Ujian Cinta Persaudaraan

Banjir di Kalimantan Selatan


Persaudaraan tidak hanya sebatas saudara sedarah atau sekandung. Ukhuwah Islamiyah adalah karunia Allah Subhanahu wata'ala. Allah berikan kepada hamba-hambaNya yang ikhlas, bersih, dan bertaqwa kepada Nya. Hanya Allah yang mampu mempersatukan hati orang-orang muslim. Bahkan sekalipun kita membelanjakan semua kekayaan yang ada di bumi, tidaklah bisa kita persatukan hati orang-orang beriman kecuali atas izin dan karunia Allah. 

KH Hasyim Asy'ari menyampaikan di dalam Muqoddimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama, bahwa menjaga persaudaraan atau ukhuwah diantara ummat islam sangat penting. Rais Akbar NU itu merasa gusar dengan maraknya pertikaian diantara ummat islam lantaran perbedaan pendapat. Tradisi menjaga ukhuwah yang dilakukan masyarakat NU pun menganut dari ajaran Islam dan sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW. 

Bagi seorang muslim, orang lain yang juga beriman kepada Allah adalah saudara. Persaudaraan inilah yang membawa kepada persatuan, sehingga orang-orang muslim saling menunaikan hak-hak nya terhadap muslim lainnya. 

Bahwasanya hak dan kewajiban bukan hanya terjadi diantara ayah dan ibu, atau orang tua dan anak-anaknya. Melainkan hak-hak juga diatur oleh islam diantara muslim dengan muslim lainnya. 

Dalam sebuah hadits disebutkan :


عن ابي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – حَقُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ, وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اَللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”(1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2162]

Ukhuwah yang terjalin diantara sesama muslim dibangun diatas cinta kasih. 


وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (Al Hasyr :9) 

Jika lapang dada adalah derajat terendah di dalam ukhuwah islamiyah, maka sudahkah kita berlapang dada atas setiap hal yang saudara muslim kita lakukan? Mengurungkan suudzhon atau prasangka buruk terhadapnya, bersikap tawadhu jika berjumpa dengannya, menerima sikap dan karakter saudara kita apa adanya, mengingatkan atau menegur ketika dia berbuat salah dengan teguran yang baik. 

Mari tanyakan kepada pribadi kita masing-masing. Ingatlah, bahwa derajat cinta kasih yang paling rendah adalah lapang dada. Maka berusaha melapangkan hati, ikhlas dan ridho atas karakter dan sikap saudara semuslim, Insya Allah ukhuwah yang terjalin akan terasa manis dan memancarkan kekuatan kebaikan. 

Di masa pandemi seperti saat ini, banyak dari kita yang diuji dalam persaudaraannya. Komunikasi mungkin tidak lagi harmoni seperti masa sebelum pandemi. Segala sesuatu dibicarakan kebanyakan melalui platform media sosial seperti whatsapp atau telegram. Intensitas pertemuan semakin berkurang. Dalam hal ini kerapkali bahasa tulisan berbeda dengan bahasa lisan. Maka lagi-lagi ukhuwah mungkin sedang diuji. Lapangkan hati, ikhlaskan diri, agar ukhuwah atau persaudaraan yang terjalin tetap berpadu dalam semangat kebaikan di jalan Illahi.

Afifah Nusaibah
Reli Lampung

Posting Komentar

0 Komentar