Peran yang Terus Berganti


 (Refleksi dari Musda Ponorogo) 

Masih teringat dengan jelas bagaimana dahulu para asatidz dakwah yang sekarang sudah memasuki medan juangnya masing-masing, menggantikan para pejuang dakwah yang sudah harus diganti. Nyatanya memang begitulah dunia dakwah dan perjuangan, bukan milik pribadi atau perseorangan akan tetapi milik dakwah itu sendiri, sebagaimana seorang da'i harus siap ketika menjadi "imam" maka sudah harus siap juga untuk menjadi "jundi". 

Pergantian kepengurusan partai keadilan sejahtera yang baru saja selesai ini, membuat saya mengingat kembali masa-masa tahun 2000 sampai 2008, masa-masa indah yang tidak pernah lupa sampai hari ini. Ayah dan ibuk biasa membawa saya untuk ikut dalam agenda liqo atau tarbiyah lainnya, meskipun kehadiran saya hanya sekedar bermain-main dengan teman yang lainnya, tapi perlahan saya mulai mengenal apa itu ukhuwah islamiyah pada rentan usia yang masih sd, melihat persaudaraan dalam dakwah dan perjuangan. 

Masih segar sekali dalam ingatan saya dan teman-teman, kami yang dahulu biasa memanggil beliau-beliau yang sekarang dalam kepengurusan partai dpd ponorogo yang baru dengan "amah" dan "ami", tidak jarang pula kami mabit di rumah mereka. Bahkan, nama-namanya masih ada dalam hangatnya ingatan, tidak pudar dan hilang. 

Namun dalam hati ini tertegun melihat waktu yang semakin cepat berlalu, menyadarkan pada realita bahwa dakwah ini akan terus berputar dan berganti orang-orangnya, yang dahulu menjadi prajurit yang biasa kami bermain bersamanya, sudah harus mengemban amanah dakwah sebagai kepala dan anggota lainnya, memainkan peran dalam memperjuangkan kebaikan dalam 1 barisan. 

Indahnya hal seperti ini tidak semua orang mendapatkan dan tidak semua orang bisa menikmatinya. 

Tapi, dengan selesainya musda kemarin juga menjadi cambuk dan cemeti untuk para generasi yang baru saja menyelesaikan pendidikan atau sedang dalam pendidikan, formal atau informal. Bahwa harus menyiapkanlah diri dengan baik untuk mengisi amunisi sebanyak-banyaknya, ilmu agama dan semua ilmu umum lainnya. Karena kelak, ada masanya yang akan berganti dan kita yang menjadi pemeran dalam melanjutkan dakwah para "ami" dan "amah" kita, entah pada pilihan kultural atau struktural. 

Dakwah itu berlanjut, kereta itu tetap berjalan, sementara penumpangnya akan selalu bergantian. 

Selamat mengemban amanah untuk murobbi SD saya, ustadz Agus Hamid Hamdani dan para jajaran anggotanya. Semoga Allah memberkahi dan menguatkan. 

Al Faqir Jundi Imam Syuhada

Posting Komentar

0 Komentar