Jadilah Tokoh


Ahad, 20 Desember 2020, saya mengumpulkan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah se Sumatera Barat yang belum berhasil memenangkan pilkada 2020. Alhamdulillah, didampingi oleh Wasekjen, Sugeng Susilo, Wakil Ketua DPP Bidang BP3, Alfatmi dan Wakil Ketua BPW Sumatera Bagian Utara, Dr. Irfan. Hadir juga menyertai dalam kesempatan itu, Ketua DPW, Irsyad Safar, Gubernur Sumatera Barat, Prof. Dr. Irwan Prayitno dan DPTD beberapa kabupaten yang mengikuti pilkada 2020 yaitu Kab. Agam, Pessel, Tanah Datar, Pariaman, Sijunjung, Solok.


Saya mengucapkan apresiasi dan terima kasih atas perjuangan para calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah se Sumatera Barat bersama PKS. Seluruh kelelahan, keletihan, dan pengorbanan waktu, dana dan tenaga semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.


Saya menyadari psikologi para calon karena pernah mengalami kondisi seperti ini. Pertama, saat saya belum berhasil dalam pilkada 2008 sebagai calon walikota Bekasi. Kedua, pada tahun 2018, saya juga belum berhasil memenangkan pilkada Jawa Barat sebagai calon wakil Gubernur.


Dalam politik biasa mati berkali kali untuk hidup kembali. Di sinilah saya semakin meyakini kebenaran firman Allah SWT Para syahada tidak mati. “Dan janganlah kami mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqarah : 154)


Kalaulah yang mati secara fisik saja dikatakan oleh Allah bahwa mereka hidup. Apalagi, kegagalan dalam proses pilkada, di mana kita masih bisa menghirup nafas dengan leluasa. Oleh karena itu, tidak ada kamus bagi kita untuk berputus asa. Justru yang perlu dilakukan adalah penguatan ketokohan untuk mempersiapkan masa yang akan datang.


Dalam surat Ali Imran : 169 bahkan dikatakan bahwa “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki” 


Saya mengalami sendiri bagaimana membangun ketokohan dalam politik ini sesuatu yang mahal dan merupakan jalan yang panjang. Saat saya menjadi anggota DPRD Kota Bekasi, tahun 2008 saya harus menjalani cuti karena maju dalam Pilkada Kota Bekasi sebagai Calon Walikota Bekasi, namun belum berhasil. Baru menjalani anggota DPRD Provinsi separuh jalan, pada tahun 2012 saya diminta mundur dari DPRD karena harus mengikuti pilkada Kota Bekasi sebagai Wakil Walikota Bekasi, dan alhamdulillah terpilih, bersama pasangan yang sebelumnya menjadi rival saya di pilkada 2008. Tahun 2018 saya menjalani cuti sebagai Wakil Walikota Bekasi untuk ikut Pilkada Jawa Barat, dan belum berhasil. 


Jadi antara berhasil dan belum berhasil menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja. Bahkan, rivalitas dalam sebuah pilkada bukanlah musuh tetapi teman dalam berdemokrasi. Jadi, mengapa kita harus bermusuhan. Tentu sebaiknya malah berteman. Alhamdulillah, dengan sikap seperti itu, rival-rival saya dalam pilkada, tidak saya anggap sebagai musuh tetapi saya anggap sebagai teman.


Bahkan, meskipun saya belum berhasil dua kali menjadi Wakil Gubernur, Jawa Barat dan DKI, ternyata dalam pemilu 2019 yang lalu Allah mentakdirkan saya menjadi Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat VII meliputi Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Baru setahun menjadi anggota DPR RI, datang amanah baru sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera.


Sekali lagi, jadilah tokoh PKS dan jangan berputus asa. Semoga Allah berikan kesuksesan pada tahap berikutnya... Amin.


Ahad, 20 Desember 2020, saya mengumpulkan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah se Sumatera Barat yang belum berhasil memenangkan pilkada 2020. Alhamdulillah, didampingi oleh Wasekjen, Sugeng Susilo, Wakil Ketua DPP Bidang BP3, Alfatmi dan Wakil Ketua BPW Sumatera Bagian Utara, Dr. Irfan. Hadir juga menyertai dalam kesempatan itu, Ketua DPW, Irsyad Safar, Gubernur Sumatera Barat, Prof. Dr. Irwan Prayitno dan DPTD beberapa kabupaten yang mengikuti Pilkada 2020 yaitu Kab. Agam, Pessel, Tanah Datar, Pariaman, Sijunjung, Solok.


Saya mengucapkan apresiasi dan terima kasih atas perjuangan para calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah se Sumatera Barat bersama PKS. Seluruh kelelahan, keletihan, dan pengorbanan waktu, dana dan tenaga semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.


Saya menyadari psikologi para calon karena pernah mengalami kondisi seperti ini. Pertama, saat saya belum berhasil dalam Pilkada 2008 sebagai calon walikota Bekasi. Kedua, pada tahun 2018, saya juga belum berhasil memenangkan Pilkada Jawa Barat sebagai calon wakil Gubernur.


Dalam politik biasa mati berkali-kali untuk hidup kembali. Di sinilah saya semakin meyakini kebenaran firman Allah SWT Para syahada tidak mati. “Dan janganlah kami mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqarah : 154)


Kalaulah yang mati secara fisik saja dikatakan oleh Allah bahwa mereka hidup. Apalagi, kegagalan dalam proses pilkada, di mana kita masih bisa menghirup nafas dengan leluasa. Oleh karena itu, tidak ada kamus bagi kita untuk berputus asa. Justru yang perlu dilakukan adalah penguatan ketokohan untuk mempersiapkan masa yang akan datang.


Dalam surat Ali Imran : 169 bahkan dikatakan bahwa “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki” 


Saya mengalami sendiri bagaimana membangun ketokohan dalam politik ini sesuatu yang mahal dan merupakan jalan yang panjang. Saat saya menjadi anggota DPRD Kota Bekasi, tahun 2008 saya harus menjalani cuti karena maju dalam Pilkada Kota Bekasi sebagai Calon Walikota Bekasi, namun belum berhasil. Baru menjalani anggota DPRD Provinsi separuh jalan, pada tahun 2012 saya diminta mundur dari DPRD karena harus mengikuti pilkada Kota Bekasi sebagai Wakil Walikota Bekasi, dan alhamdulillah terpilih, bersama pasangan yang sebelumnya menjadi rival saya di pilkada 2008. Tahun 2018 saya menjalani cuti sebagai Wakil Walikota Bekasi untuk ikut Pilkada Jawa Barat, dan belum berhasil. 


Jadi antara berhasil dan belum berhasil menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja. Bahkan, rivalitas dalam sebuah pilkada bukalah musuh tetapi teman dalam berdemokrasi. Jadi, mengapa kita harus bermusuhan. Tentu sebaiknya malah berteman. Alhamdulillah, dengan sikap seperti itu, rival-rival saya dalam pilkada, tidak saya anggap sebagai musuh tetapi saya anggap sebagai teman.


Bahkan, meskipun saya belum berhasil dua kali menjadi wakil Gubernur, Jawa Barat dan DKI, ternyata dalam pemilu 2019 yang lalu Allah mentakdirkan saya menjadi Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat VII meliputi kabupaten Bekasi, kabupaten Karawang dan kabuoaten Purwakarta. Baru setahun menjadi anggota DPR RI, datang amanah baru sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera.


Sekali lagi, jadilah tokoh PKS dan jangan berputus asa. Semoga Allah berikan kesuksesan pada tahap berikutnya... Amin.

Posting Komentar

0 Komentar