In Memoriam Ustad Hilmi Aminuddin



Oleh Anton Apriantono

Assalamualaikum wr wb.

Saudara2ku, saya ingin berbagi kisah tentang peran Ustad Hilmi dalam perjalanan hidup saya. Allah telah mentakdirkan saya menjadi menteri pertanian 2004-2009 itu melalui tangan Ustad Hilmi. Ini kisahnya.

Setelah pak SBY terpilih sebagai presiden maka partai-partai pendukung beliau menyiapkan para calon yang akan dijadikan menteri oleh beliau.

Saat itu PKS mendapat jatah 4 menteri. Dalam rangka itulah Ustad Hilmi sebagai Ketua Majelis Syuro PKS meminta Ustad Ahmad, salah seorang dosen IPB (beliau juga sebagai mentor saya di pengajian rutin mingguan, grup khusus) untuk mencari informasi salah seorang dosen IPB dari fakultas perikanan karena akan diendorse menjadi menteri kelautan dan perikanan oleh PKS.

Setelah mendapatkan informasi yang diperlukan beliau meminta saya mengantar dan menemani ustad Ahmad untuk menghadap Ustad Hilmi. Saya menyediakan diri, lalu beliau meminta saya untuk sekalian membawa CV untuk disampaikan ke Ustad Hilmi karena beliau berharap saya dicalonkan menjadi menteri sesuai dengan diskusi di pengajian yang menyimpulkan jika ada kesempatan untuk dicalonkan menjadi menteri maka saya akan dicalonkan menjadi menteri karena melihat prestasi saya selama ini.

Saya bersama beliau berjalan menuju rumah Ustad Hilmi di Jakarta, pakai mobil saya dan saya menyetir sendiri, saat itu memang tidak punya sopir. Sesampai di rumah Ustad Hilmi, Ustad Ahmad menyerahkan dokumen yang diminta Ustad Hilmi lalu menperkenalkan saya ke Ustad sambil menyerahkan CV saya dan berharap saya bisa dicalonkan menjadi menteri riset dan teknologi atau menteri pertanian.

Ustad Hilmi tidak menjanjikan apa-apa pada saat itu dan hanya menerima CV saya. CV saya itu sebetulnya CV yang saya gunakan sewaktu melamar menjadi dosen tamu di National University of Singapore, jadi bukan CV untuk menjadi pejabat, atau politikus, jadi isinya ya tentang karir dan publikasi ilmiah, bahkan nomor kontak pun tidak ada disitu, hanya ada alanat e-mail.

Sementara itu, sebelum pemilihan menteri-menteri yang akan menjadi pembantu Pak SBY sebagai presiden terpilih 2004, terjadi perubahan rencana di PKS karena Ustad Hidayat Nurwahid yang semula diplot akan menjadi menteri sosial ternyata terpilih menjadi Ketua MPR, oleh karena itu Majelis Syuro PKS mengadakan rapat untuk mencari pengganti Ustad Hidayat Nurwahid untuk dijadikan calon menteri sosial.

Pada saat rapat Majelis Syuro PKS tersebut Ustad Salim Segaf Al Djufri (mantan mensos) mengusulkan jangan kemensos yang diambil jatahnya oleh PKS tapi Kementan karena pada petani itu banyak dhuafanya dan pertanian itu penting, sidang rapat menyetujui usulan tersebut, tapi sidang bertanya, siapa yang akan dicalonkan menjadi menteri pertaniannya?

Pada saat itu Ustad Hilmi teringat akan saya dan CV yang sudah beliau pegang, lalu menyampaikan pada sidang bahwa saya punya calonnya dan ada CV nya pada saya, lalu sidang meminta saya dihadirkan pada sidang untuk diwawancarai.

Saya lalu dikontak melalui Ustad Ahmad karena di CV tidak ada nomor kontaknya dan Ustad Hilmi belum punya no kontak saya. Saya dikontak Ustad Ahmad agar segera saya ke Jakarta memenuhi permintaan Majelis Syuro PKS untuk diwawancarai.

Saya dengan ditemani Ustad Ahmad segera meluncur dengan mobil yang dikendarai sendiri ke tempat sidang Majelis Syuro PKS di daerah sekitar Duren Tiga. Saya tidak bisa segera sampai karena alamatnya belum tahu, nyasar karena belum hafal daerah Jakarta dan saat itu belum ada GPS, di jalan saya ditelepon berkali-kali agar segera sampai ke tempat sidang karena sidang akan segera berakhir.

Akhirnya sampai juga saya ke tempat sidang, sesampai disana saya disambut dan diselamati oleh Ustad Hilmi dan beliau menyampaikan selamat karena saya telah dipilih menjadi calon menteri pertanian walaupun saya tidak sempat diwawancara karena saya datang terlambat.

Kagetlah saya, kok secepat dan sesederhana itu menjadi calon menteri? Setelah itu tim yang mendukung saya segera membuat konsep pembangunan pertanian. Saya harus dibantu karena pada saat itu bisa dibilang saya masih buta soal pertanian, latar belakang pendidikan saya teknologi hasil pertanian dan kimia pangan.

Tidak lama setelah saya ditetapkan menjadi calon mentan saya bersama Ustad Ahmad bersilaturahmi ke rumah Ustad Hilmi untuk berkonsultasi persiapan menjadi calon mentan.

Pada saat saya berada di rumah Ustad Hilmi, Pak SBY, melalui pak Sudi Silalahi menelpon Ustad Hilmi, untuk menegaskan apakah pilihan calon mentan sudah benar? Pak SBY melalui pak Sudi menanyakan mengapa yang dipilih saya yang masih muda? Bukankah banyak yang lebih senior dan profesor di IPB? Ustad Hilmi lalu menjawab dengan tegas bahwa benar yang senior banyak, yang profesor banyak, tapi siapa yang bisa menjanin komitmen orang tsb? Pilihan kami, kami jamin komitmennya. Dengan jawaban tegas tersebut maka Pak SBY menerima saya sebagai calon mentan lalu menjalani proses selanjutnya.

Setelah dilantik menjadi mentan saya bersama tim pendukung dipanggil oleh Ustad Hilmi sebagai Ketua Majelis Syuro untuk diberikan arahan. Arahan beliau yang selalu saya ingat dan jalankan adalah...ingat, kalian diminta untuk meningkatkan kesejahteraan kaum dhuafa khususnya petani dan ingat BUKAN ALIRAN UANG KE PARTAI yang kami minta tapi MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI.

Dengan arahan tersebut maka langkah saya menjadi jelas dan tegas, dalam masalah korupsi saya berusaha keras untuk menghilangkannya di Kementan dengan berbagai upaya.

Banyak yang curiga saya harus menyetor ke PKS, saya berani tegaskan sama sekali tidak karena memang bukan itu yang diminta, betul-betul harus konsentrasi dengan membuat program yang tepat agar mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Sesuatu yang tidak mudah karena masalah kesejahteraan itu harus dikeroyok ramai-ramai seluruh kementerian, tidak bisa saya sendirian.

Selepas menjadi menteri saya kerap bersilaturahmi ke kediaman beliau di Lembang, setiap ada kesempatan ke Bandung saya berusaha mampir ke kediaman beliau. Disana saling berbagi cerita dan saya meminta nasehat dan arahan beliau.

Suatu saat saya mengalami kesedihan yang mendalam karena sesuatu hal, lalu saya datang ke kediaman beliau di Lembang untuk meminta nasihat beliau. Saya selalu ingat nasihat beliau."Akh Anton...antum telah mendapatkan rahmat yang begitu banyak dari Allah..tidak mungkin semua rahmat diberikan untuk antum..akan ada kegagalan, kesedihan dalam hidup antum."

Dengan nasihat tersebut saya menjadi terhibur dan apabila saya mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan saya selalu ingat nasehat beliau sehingga saya terhibur dan bersyukur akan begitu banyaknya rahmat yang Allah berikan kepada saya.

Terakhir saya bertenu beliau tahun lalu sewaktu masyarakat kopi nusantara mengadakan acara di padepokan yang bersebelahan dengan kediaman beliau di Lembang. Kami sempat berbincang-bincang dengan beliau bersama Ustad Aher dan lainnya.

Selamat jalan Ustad Hilmi, engkau telah begitu banyak jasanya bagi karir dan kehidupan saya tanpa saya mampu membalas sedikitpun atas jasamu, saya hanya bisa berharap dan berdoa semoga Allah membalas dengan balasan yang jauh lebih besar atas jasa engkau terhadap saya.

Saya mendoakan semoga Allah mengampuni dosa-dosa Ustad Hilmi, beliau sebagai manusia biasa tentu ada kekurangannya oleh karena itu aku mohon ya Allah ampuni dosa-dosa beliau, kekurangan beliau, terimalah amal-amal beliau yang begitu banyak sebagai beliau untuk memasuki surgaMu ya Allah. Berikan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan. Jadikan kami murid murid beliau sebagai penerus untuk menjadi mujahid yang memperjuangkan Islam dan Negara Indonesia menjadi negara yang baldatun thoyibatun warobbun ghofur.

Posting Komentar

0 Komentar