Kisah Kursi Roda Paling Berharga


Catatan banjir bandang di Sigi, Sulawesi Tengah

"Kasian, boleh komiu (kalian) bantu ambilkan kursi rodanya mama yang ta timbun di dalam le? Kemarin kita minta orang bantu angkat, tapi tidak bisa," ungkap seorang ibu, korban banjir bandang di desa Bangga, Sigi Sulawesi Tengah.

"Dimana bu?" jawab seorang Relawan PKS. 

"Di belakang, itu kursi rodanya mama, mama suka sekali pakai kursi roda itu," jawab ibu itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"InsyaAllah, Kita usahakan, bu"

Maka mulailah para Relawan PKS menggali timbunan rumah yang didalamnya terdapat lumpur, pasir, material dan air. 

Tidak mudah untuk mengambil kursi roda yang  tertimbun material dengan tinggi timbunan mencapai dua  meter lebih itu.

Kursi roda tersebut bisa dibilang merupakan barang berharga salah satu korban banjir di desa Bangga.

Ya, kursi roda itu adalah milik seorang nenek yang sudah tidak bisa berjalan dan anak-anaknya sangat ingin menyelamatkan kursi roda kesayangan tersebut.

Setelah dua jam melakuan penggalian, tiba waktu sholat zuhur. Relawan PKS, menghentikan sejenak aktivitas penggalian.

Selesai sholat, istirahat sejenak. Dimulailah kembali aksi membantu warga untuk menyelamatkan barang-barang berharga di rumah yang sudah tidak layak huni karena tertimbun oleh material yang terbawa banjir setinggi dua meter itu.

Kemudian, Relawan PKS yang ikut serta berbagi tugas. Ada yang bertugas mendistribusikan logistik, dan memindahkan barang-barang berharga milik warga ke tempat yang lebih aman.

Dan sebagian lagi masih tetap mencoba menyelamatkan kursi roda yang sangat berharga bagi sang nenek.

Saat penggalian sudah mencapai 1 meter dan separuh kursi roda sudah terlihat, tiba-tiba material yang berupa pasir, air dan lumpur yang berada di sekitar area penggalian jatuh dan kembali menimbun kursi roda itu. 

Terhitung lebih dari dua kali itu terjadi, dan kursi rodapun tidak bergerak saat coba di tarik oleh para relawan. 

Beberapa relawan hampir berputus asa.

"udahlah akhi, sepertinya ini sudah tidak bisa, nanti kita coba carikan donatur untuk kursi roda baru."

Relawan lain menyela, "Ibu itu berharap kursi roda ini bisa diselamatkan, dia bilang nenek suka sekali dengan  kursi roda ini, itu bentuk berbaktinya ke orangtua, insya ALLAH ini bisa!"

Beberapa relawan kembali masuk ke dalam lubang itu.  Penggalian kembali dilakukan. 

Atas izin ALLAH penggalian kali ini membuahkan hasil, kursi rodanya berhasil ditemukan, diangkat dan terselamatkan.


"Saat ibu dan saudaranya yang meminta kami untuk menggali, melihat kursi rodanya sudah terangkat, nampak terlihat di pipi mereka ada air yang mengalir jatuh, Air itu adalah air mata haru dan penuh kesyukuran." 

Sebenarnya benda itu hanya "Kursi Roda", tapi ada yang membuatnya jadi berarti. Ia adalah kasih sayang anak pada Ibunya, dan rasa sayang nenek pada kursi rodanya. Itulah sesuatu yang nilainya jauh lebih tinggi dari harga sebuah kursi roda.

"Terimakasih, kasian. Senang kami lihat, senang sekali mama kalau lihat kursi rodanya lagi," ungkap warga dengan suara lirih dan mata yang airnya mengalir di pipi.

Mikhail Ahmad Jibril 
Enjang Anwar Sanusi
Ali Sultan

Posting Komentar

0 Komentar