[Nasehat Ramadhan] Alhamdulillah



(Oleh: H. Irsyad Safar, Lc, M.Ed) 

الحمد لله ربّ العالمين

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta Alam. Dialah satu-satunya yang berhak dipuji. Karena Dialah pemilik seluruh sifat-sifat kesempurnaan. Adapun makhlukNya, penuh dengan kelemahan dan kekurangan.

Dialah Allah Yang Maha Kaya, dan sebenar-benarnya kaya. Dia tidak butuh akan makhluknya. Secuilpun kekafiran makhluknya takkan mengurangi kemulianNya. Sebanyak apapun ibadah dan ketaatan hamba-hambaNya, takkan sedikitpun menambah kerajaanNya. Bahkan kekayaanNya takkan pernah berkurang bila Dia membagi-bagikannya kepada semua makhlukNya.

Rasulullah bersabda dari hadits Qudsi, bahwa Allah berfirman:

 يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنِي . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ . (رواه مسلم)

Artinya: "Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian tidak akan bisa mendatangkan kemudharatan kepadaKu lalu menimpakannya kepadaKu, dan kalian takkan bisa memberikan manfaat kepadaKu lalu kalian memberikannya kepadaKu. Wahai hamba-hambaKu, seandainya generasi pertama kalian dan generasi akhir kalian, baik dari bangsa manusia dan jin, mereka semua berada pada taraf ketakwaan seorang paling tinggi tingkat ketakwaannya di antara kalian, hal itu takkan menambah kerajaanKu sedikit pun. Seandainya generasi pertama kalian dan generasi akhir kalian, baik dari kalangan bangsa jin dan manusia, mereka semua berada pada taraf kedurhakaan seorang yang paling tinggi tingkat kedurhakaannya di antara kalian, hal itu takkan mengurangi kerajaanKu sedikit pun. Wahai hambaKu, seandainya generasi pertama kalian dan generasi akhir kalian, baik dari bangsa manusia dan jin, semuanya berdiri di atas tanah yang tinggi, lalu mereka semua meminta kepadaKu, lalu aku penuhi permintaan mereka, untuk yang demikian itu, tidaklah mengurangi apa-apa yang Aku miliki, kecuali seperti berkurangnya jarum jika dimasukkan ke dalam lautan..." (HR Muslim, dari Abu Hurairah)

Adapun manusia semuanya miskin. Berapapun kekayaannya, maka dia butuh dan tergantung kepada orang lain. Dan kekyaannya bisa hilang sekejap mata tanpa mampu dia menjaganya.

Karenanya, bila seorang muslim berpuasa pada bulan ramadhan, shalat malam, berinfaq dsb, maka itu adalah untuk kebaikan dirinya sendiri. Tidak menambah kekayaan Allah. Sebaliknya bila dia engkar dan tidak mentaati Allah, maka dia sendiri yang akan merugi. Sama sekali tak merugikan Allah SWT.

Segala puji hanya bagi Allah, karena Dialah yang sebenar-benar mulia. Adapun manusia semuanya hina dan rendah, kecuali bila dimuliakan oleh Allah. Bahkan bila seorang hamba engkar dan kafir kepada Allah, maka dia lebih rendah dari binatang ternak. Allah berfirman:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Artinya: “Dan sesungguhnya telah kami sediakan untuk mereka jahannam banyak dari jin dan manusia; mereka mempunyai hati (tetapi) tidak mereka gunakan memahami, dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak mereka gunakan untuk melihat dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak mereka gunakan untuk mendengar, mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai”. (QS Al A'raf: 179)

Dalam hadits Qudsi, Allah menggambarkan kerendahan dan kehinaan manusia, bahwa mereka sesat, telanjang, lapar, berbuat dosa siang dan malam, kecuali bila dimuliakan oleh Allah:

يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي أَكْسُكُمْ . يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ... (رواه مسلم)

Artinya: "Wahai hamba-hambaKu, kalian semua sesat, kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepadaKu, niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian. Wahai hambaKu, kalian semua lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepadaKu, niscaya Aku akan memberikannya untuk kalian. Wahai hambaKu, kalian semua telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepadaKu, niscaya Aku akan memberikannya untuk kalian. Wahai hambaKu, sesungguhnya kalian berbuat salah di siang dan di malam hari, sedangkan Aku mengampuni dosa-dosa seluruhnya, maka minta ampunlah kepadaKu, niscaya Aku akan mengampuni kalian..." (HR Muslim dari Abu Hurairah).

Orang-orang beriman sangat wajib bersyukur memuji Allah atas berbagai ibadah yang disyariatkanNya selama bulan Ramadhan. Sebab semua ibadah tersebut akan mengangkat derjatnya menjadi mulia.

Disamping itu, Alhamdulillah adalah pujian universal. Mencakup segala pujian dan penghormatan. Tidak dibatasi oleh sekat waktu dan ruang. Pujian yang berlaku untuk masa lalu, masa sekarang ini dan masa yang akan datang sampai akhir zaman. Alhamdulillah juga pujian yang mencakup seluruh Nama-Nama Allah Yang Mulia dan Sifat-sifatNya Yang Agung serta pujian atas nikmat-nikmaNya yang tidak terhingga.

Allah ta'alaa memuliakan dan memuji hamba-hamba yang memujiNya. Sebagaimana dalam hadits Qudsi, Allah berfirman:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول : قال الله تعالى : ( قسمت الصلاة بيني وبين عبدي نصفين ولعبدي ما سأل ، فإذا قال العبد : الحمد لله رب العالمين ، قال الله تعالى : حمدني عبدي.... (رواه مسلم)

Artinya: Diriwayatkan dari  Abu Hurairah, dia mendengar Rasulullah saw telah bersabda, Allah telah berfirman: "Aku telah membagi dua Alfatihah antara Aku dan HambaKu. Bila seorang hamba mengucapkan "alhamdulillahi rabbil 'aalamin", maka Allah akan menjawab: "Aku dipuji oleh hambaKu...". (HR Muslim).

Para ulama tafsir menjelaskan bahwa "Alhamdulillah" merupakan salah satu wujud kesyukuran kepada Allah. Yaitu syukur dalam bentuk lisan. Ada dua lagi bentuk kesyukuran yang "wajib" dipenuhi seorang hamba kepada Allah SWT:

Pertama syukur hati, yaitu dalam bentuk iman dan ketundukan kepada Allah, rasa khusyuk saat menyembahNya, rasa harap akan karuniaNya dan rasa khawatir akan siksaNya.

Kedua, syukur anggota badan. Yaitu berupa amal shaleh dengan seluruh anggota dan organ tubuh. Syukur mata dengan menggunakannya untuk melihat kebaikan dan menjauhi dari melihat yang haram. Syukur telinga dalam bentuk mendengar yang diredhaiNya dan menjauhi pendengaran yang dimurkaiNya. Syukur mulut adalah memakan yang halal dan menjauhi yang haram. Syukur tangan adalah menggerakkannya untuk kebaikan dan menjauhkannya dari menganiaya orang lain. Syukur kaki adalah melangkah menuju ketaatan dan menghindari perbuatan dosa, dan seterusnya.

Dengan cara itulah maka hati dan anggota tubuh  telah melakukan "alhamdulillah". Namun, bila lidah telah berucap alhamdulillah, akan tetapi hati belum tunduk dan patuh kepadaNya, atau anggota tubuh masih melakukan maksiat dan dosa, tentu alhamdulillahnya hanyalah palsu dan berpura-pura. Maha Agung Allah dari segala kepalsuan dan kepura-puraan.

Mari kita hidangkan ibadah-ibadah yang "asli" (tidak palsu dan pura-pura) kepada Allah selama ramadhan ini.

Wallahu A'laa wa A'lam.

Posting Komentar

0 Komentar