Ucapan Selamat Milad Ke-19 dari Kea dan Kawan Kawan



“Siap ya… Satu.. Dua… Tiga… Action!!!”

Tera menopang handycamnya dengan hati-hati tanpa banyak gerak, mengarahkannya kepada sesosok berjilbab anggun di hadapannya. Ia lihat di layar handycam, bola mata remaja yang sedang disorot itu bergerak kesana kesini dan tak kunjung mengucapkan sepatah kata pun setelah beberapa detik berlalu.

“Cut... cut!” ujar Tera. Tangannya menurunkan handycam. “Ayo dong Kea… Ngomooong..!! Gimana sih?”

Wanita di hadapannya tergelak. “Hihihi maaf… Aku bingung mau ngomong apa,” jawabnya dengan kedua tangan menutup mulut.

“Kamu tulis dulu deh apa yang mau kamu bilang.”

“Iya iya… Sebenernya di kepala ku itu udah ada yang mau diucapin. Tapi aku grogi. Hihihi…”

“Capek deeeh…” ujar Tera. Punggung tangannya diangkat ke dahi, berlagak seperti remaja alay yang lagi sebal.

Setelah itu, Kea mulai berlatih mengucapkan apa yang akan dikatakannya di depan kamera. Agar ketika direkam, ia sudah lancar dan tak grogi lagi.

“Semoga di ultah yang ke 19 ini, kamu semakin dewasa dan semakin terdepan membela rakyat,” ucap Kea.

“Amiiiiiin…” Sebuah suara menyela membuat Tera dan Kea menengok ke arah suara itu. Rupanya ada dua kawan laki-laki satu kelas mereka berdiri tidak jauh.

“Ih… kalian ngapain di sini?” Tanya Tera. Ia kaget bertemu dengan teman-temannya di taman kota.

“Mau nonton syuting,” jawab salah seorang dari mereka, bernama Adi.

“Yeee… Kepoooo….” teriak Tera.

“Siapa sih yang ulang tahun? Kok didoainnya membela rakyat. Kayaknya pahlawan banget tuh anak,” tanya Adi lagi.

“Ada deeeeh… Dia ini anak yang sholeh, punya semangat anti korupsi walau pun tidak lepas dari kesalahan. Maklum lah namanya juga manusia. Dia ini bertekad untuk jadi bersih, peduli, dan professional,” jawab Kea.

“Oooooh… Aku tauuuuk… Mau ngucapin selamat milad buat PKS kan? Tanggal 20 April ini kan PKS ulang tahun,” samber teman laki-laki di samping Adi yang bernama Dilan.

“Oooooh….” suara Adi setelah jelas siapa yang ulang tahun.

“Terus kalo direkam, mau dikirim ke mana?” tanya Dilan.

“Mau aku kirim buat temen-temen kader dan simpatisan PKS,” jawab Kea.

“Kalo gitu, ane ikut mau ngucapin ya… Mau eksis juga. Hehehe…” pinta Dilan.

“Huuu… ikut-ikutan aja.”

Tak lama kemudian Tera beraksi lagi dengan handycamnya, merekam wajah Kea yang bermimik ceria mengucapkan pesan dan kesannya kepada partai yang dikenal punya banyak kader anak muda itu. Ketika berbicara, tangan Kea ikut bergerak-gerak layaknya seseorang menjelaskan sesuatu.

“… Aku percaya, PKS akan tetap istiqomah…”

“Insya Allah.”

Suara itu datang tiba-tiba dari belakang Kea, membuatnya terkejut. Kea pun menengok ke belakang. Rupanya seorang teman yang lain.

“Ih Ejaaa…. Aku udah lancar ngomongnya, udah hampir kelar, eh kamu ganggu,” kata Kea kepada sosok berjilbab pink dengan wajah bulat yang tertawa melihat raut terkejut Kea.

“Aku ikut dong mau ngucapin juga,” ujar temannya yang dipanggil Eja itu.

“Iya boleh boleh. Kamu juga suka sama PKS ya?” Tanya Kea penuh selidik.

“Iya doooong… Itu partai idola keluargaku. Siapa sih yang gak kagum melihat orang yang ahli agama sekaligus pintar mengurus negara.”

“Boleh boleeeh… Nanti kita semua masing-masing ngasih testimoni, kesan dan pesan buat PKS. Dari aku dulu ya… Jangan ada yang ganggu! Sekali lagi jangan ada yang ganggu! Nati cerita ini gak selesai-selesai. Penulisnya udah capek nulis lho!”

“Hehe… iya iyaa… Penulis cerita ini memang keren kok,” tukas Adi memuji penulis cerita yang memang keren itu.

“Assalamu’alaikum. Saya Kea, salah satu pengagum PKS. Belakangan ini saya makin kagum dengan PKS karena konsisten bersikap oposisi saat rezim yang berkuasa sering mengecewakan umat Islam karena dirasa tidak berpihak pada perjuangan umat Islam. Aleg-aleg PKS di DPR harus bersuara lebih lantang lagi!” Kea berbicara menggebu-gebu.

“Saya harap PKS mempertahankan sistem pembinaan keislaman kepada kadernya. Bahkan harus lebih baik lagi. Harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Jangan sampai semangat kader mencari ilmu kalah oleh kelompok umat Islam lain. Fastabiqul khoirot!” Itu pesan Dilan. Mimik seriusnya ditangkap kamera.

“Jangan lupa juga meraup simpati generasi milenial. Katanya PKS punya banyak kader anak muda. Harusnya bisa dong berkampanye dan beraktivitas dengan gaya yang diterima anak muda.” Kali ini Adi yang berbicara.

“PKS gak boleh kendor melayani masyarakat. Dan harus diupgrade lagi bentuk pelayanannya. Jangan cuma baksos. Harus lebih kreatif lagi. Jargon PKS sekarang kan berkhidmat untuk rakyat.” Ujar Eja.

“Aku mohon kader PKS jangan eksklusif ya. Kepada orang yang belum berislam sempurna, seperti saya, jangan dijauhi. Justru harus dirangkul. Seperti temanku ini, Kea. Saya kagum sama dia. Ramah orangnya. Saya berdoa semoga dia menikah dengan laki-laki yang kelak akan menjadi presiden PKS. Hihihi…” Tera ikut berbicara, direkam oleh Kea. Mendengar itu, Kea jadi mesem-mesem.

“Pesan kami terakhir, terutama untuk komunitas penulis kader PKS, Relawan Literasi, perbanyak dong cerpen tentang kami. Gimana sih, kok baru sedikit?” Ujar mereka kompak.

Iyeee iyeeeee…. Bawel ih Kea dan kawan-kawannya ini.

Zico Alviandri

Posting Komentar

0 Komentar