Sambut Dengan Gembira



Oleh: Eko Jun

Shobat, sebentar lagi mau masuk bulan ramadhan.
Bagaimana rasanya mau ketemu ramadhan?

Jujur saja, ada banyak alasan, mengapa sebagian kaum muslimin bersusah hati ketika bertemu dengan bulan ramadhan. Misalnya, harga - harga barang yang melambung tinggi, banyak kebutuhan untuk keperluan mudik, hingga uang - uang arisan yang harus dikembalikan karena harus dibagi. Mungkin terdengar lucu dan aneh, tapi itulah realitas yang sebenarnya dilapangan. Kalau tidak percaya, sampaikan hal itu saat mengisi acara tabligh akbar jelang ramadhan, pasti semua jama'ah yang hadir setuju dan sepakat. Kadang ada juga yang tersenyum kecut. He..9x.

Tapi disisi lain, adapula banyak pula alasan untuk menyambut ramadhan dengan bersuka hati. Alasan pertama, wujud dikabulkannya doa. Doa yang mana? Doa diakhir ramadhan tahun sebelumnya, dimana kita berharap agar usia dipanjangkan agar bisa bertemu dengan ramadhan tahun depan. Doa diawal bulan rajab, dimana kita meminta diberi keberkahan dibulan rajab, bulan sya'ban dan disampaikan usia kita hingga bulan ramadhan. Doa, pinta, harapan, keinginan yang terkabul, tentu suatu perkara yang menyenangkan bukan?

Alasan kedua, adanya riwayat "Man fariha bidukhuli ramadhaana, harramallaahu jasadahu 'alan niiraan". Yakni, barangsiapa yang bersuka hati dengan kedatangan bulan ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya dari api neraka. Kalau tidak salah, keterangan itu ada dalam kitab durratun naashihiin. Memang status riwayat tersebut diperdebatkan (hadits dha'if). Namun sebagian kalangan memang membolehkan penggunaan hadits dha'if, dengan beberapa syarat tertentu. Semoga, riwayat tersebut menjadi tambahan suntikan motivasi bagi kita agar menyambut ramadhan dengan gembira.

Alasan ketiga, mendapatkan barokah umur. Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa "Khairun naas, man thalla 'umruhu, wa hasuna 'amaluhu". Yakni, sebaik - baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Dengan dipanjangkannya usia, berarti ada banyak kesempatan untuk beramal, bertaubat, mencari ilmu dan mengumpulkan bekal. Terlebih ketemu dengan bulan ramadhan, dimana semua amal akan dilipatgandakan. Bagi seorang petani, ramadhan itu ibarat musim panen raya. Tidak ada kata lelah, yang ada hanya gembira. Meskipun berangkat pagi, pulang malam. Namanya juga musim panen.

Karna itu, ayo kita sambut ramadhan dengan gembira. Sungguh, lebih banyak alasan untuk bersuka hati ketimbang untuk bersusah hati. Betul tidak?

Posting Komentar

0 Komentar