Katanya, “Wanita yang Baik Adalah yang Paling Ringan Maharnya”

Foto: Abdassah fotoworks


Mau bahas sedikit soal mahar nih. Mahar itu sendiri adalah bentuk perhatian dan penghormatan Islam terhadap wanita. Karena dimasa jahiliyah ternyata wanita tidak memiliki hak untuk menerima mahar bahkan menyimpan harta. Yaps, pada masa itu banyak hak-hak wanita terabaikan dan pengaturan hartanya mutlak dikuasai oleh walinya.

 

Islam mengangkat derajat perempuan dengan disyariatkannya mahar pernikahan yang hak mahar tersebut mutlak dimiliki oleh istri. Hatta orang terdekatnya pun tidak diperbolehkan mengambil hak mahar tersebut kecuali atas keridhoannya sendiri.

 

Dari Aisyah R.A bahwa Nabi SAW bersabda, 

Sesungguhnya pernikahan yang paling berkah adalah pernikahan yang paling mudah maharnya

 

Mudah dan murah bukan berarti murahan. Karena perspektif mudah dan murah itu relatif. Jika bagi lelaki yang ingin melamar mudah memberikan mahar berupa sebongkah berlian, maka itu termasuk mahar yang mudah dan murah.

Atau jika bagi lelaki yang ingin melamar, emas 20 gram masih mudah dan murah untuk ia dapatkan, itupun masih termasuk mahar yang memudahkan.

 

Jadi, mahar itu bukan soal harga. Melainkan kemampuan pihak lelaki dalam mendapatkannya. Yang mudah belum tentu murah loh ya.

 

Inilah kenapa Syariat Islam tidak menyebutkan secara spesifik berapa jumlah mahar yang harus ditunaikan. Tidak pula disebut kadar maksimal dan minimalnya. Sebab manusia berbeda dari segi kekayaan dan kefakirannya, berbeda pula dari segi kelapangan dan kesempitannya.

 

Rasulullah SAW bersabda, "Wanita yang merupakan anugerah adalah yang ringan maharnya, yang mudah menikahinya, dan yang paling baik akhlaknya. Dan wanita yang sial adalah yang berat maskawinnya, susah menikahinya dan buruk akhlaknya."

 

Setiap tempat memiliki adat dan kebiasaan masing-masing dalam menentukan mahar. Tetapi banyak lelaki dan perempuan masih terjebak dengan adat atau tradisi yang cenderung memberatkan. Sering terjadi batal pernikahan tersebab lelaki kesusahan memenuhi permintaan mahar perkawinan. Gara-gara mahar, efeknya bisa jadi domino loh! Kok bisa?

Yaps. Akhirnya pernikahan menjadi sesuatu yang sulit dan jarang ditemukan. Kemudian maraknya perzinahan karena lebih mudah menunaikan nafsu syahwat dari pada harus melalui pernikahan yang urusan maharnya menyusahkan.

 

Maka yang perlu dilakukan adalah, tentukan mahar sesuai dengan kemampuan calon suami. Jangan sampai hanya untuk memenuhi kewajiban mahar, sang lelaki mengambil pinjaman online. Akhirnya, setelah menikah gaji bulanan habis untuk menutup cicilan ke pinjaman online dan nafkah tidak terpenuhi.

 

Saling memudahkan urusan akan menambah banyak keberkahan.

Ingat ya, mudah bukan berarti murah :)

 

Afifah, Relawan Literasi Lampung

Posting Komentar

0 Komentar