Sambutan Ustadz M. Sohibul Iman di Tarhib Ramadhan 1441 H



Assalamu’alaikum wr wb

Sebagai kaum muslimin, tentu kita sangat bergembira menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah. Segala kelebihan dan karunia dari Allah SWT di bulan Ramadhan dilimpahkan kepada kita kaum muslimin yang menjalankan ibadah Ramadhan tersebut.

Namun saat ini kita sedang mengahadapi wabah Covid-19. Kita semua prihatin, benar-benar membebani kita. Tapi insyaAllah semua musibah adalah sesuatu yang datang dari Allah, dan insyaAllah tidak akan menghalangi kesiapan kita untuk menyambut bulan Ramadhan. Karena bagi seorang muslim, apapun kondisi kita, kita diperintahkan oleh Allah untuk selalu mengemban amanah dengan baik. Itu merupakan sikap hidup seorang muslim.

Kita yakin, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 51:
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal".

Oleh sebab itu, kembali kita sebagai kaum muslimin harus menghadapi segala apa yang digariskan oleh Allah dengan sebaik-baiknya dalam kondisi apapun.

Secara verbal, dalam menghadapi musibah kita mengucapkan innalillahi wainnailaihi rooji’un, dan secara amaliyah tentu kita harus tetap berikhtiar semaksimal mungkin untuk bisa mengatasi musibah ini, dan kita terus bisa melaksanakan ibadah dengan optimal.

Dan dalam menghadapi musibah ini, kita harus berbaik sangka kepada Allah SWT. Bahwa dibalilk musibah ini tentu ada beragam hikmah, tujuan, yang Allah kehendaki. Kita meyakini tidak ada satupun kejadian di muka bumi ini, yang tidak memiliki hikmah. Kita dibimbing Alquran untuk mengatakan “Ya Allah tidak ada sesuatu apapun yang Engkau ciptakan, baik itu musibah atau yang lain, kecuali itu tidak ada yang sia-sia, tentu ada hal yang baik di dalamnya”. Dalam konteks musibah Covid-19 ini, kita harus mampu mengambil hikmah dari apa yang dapat kita ambil. Saya melihat setidaknya ada empat hikmah yang bisa kita ambil dari musibah Covid-19 ini.

Pertama, hikmah ditingkat pribadi, kita memiliki waktu yang lebih panjang untuk tetap berada di rumah, untuk lebih dekat dengan keluarga. Bagi mereka yang selama ini jauh dari orang tua dan anak, misalnya saat ini ada istilah run away children (anak-anak yang lari dari rumah), orang tuanya sibuk, dengan kejadian Covid-19 ini bisa membuat mereka semua bersama-sama di rumah. Dan bagi kita yang selama ini tidak ada problematikan secara mendasar antara orang tua dan anak, tapi secara frekuensi waktu kita kurang mendapatkan waktu yang cukup, kita diberi kesempatan untuk lebih dekat dengan anak-anak kita. Tentu dimasa Ramadhan ini juga, kita bisa optimalkan untuk ibadah lebih banyak lagi, membaca Alquran lebih banyak lagi bahkan menghatamkannya berkai-kali saat kita berada di rumah.

Kedua, di tingkat kemasyarakatan dan negara. Kita sekarang harus lebih banyak saling bantu antar satu anggota masyarakat dengan anggota masyarakat yang lain. Dampak Covid-19 melanda saudara-saudara kita lain yang tidak beruntung, mereka yang ada dalam kesusahan. Maka mari kita tingkatkan solidaritas sosial, kepedulian kita kepada masyarakat, sesuai dengan tema Milad PKS ke-22, wujudkan solidaritas sosial dengan semakin baik lagi memberikan khidmat kepada masyarakat.

Ketiga, hikmahnya kita diberi kesempatan oleh Allah untuk merasakan suasana atau dunia yang tidak sama dengan hari-hari kemarin. Dengan adanya wabah ini, kita semua tinggal di rumah, kegiatan kantor dihentikan, pabrik dihentikan, ternyata memberikan dampak positif bagi lingkungan hidup kita. Langit biru di Jakarta bisa kita saksikan, Gunung Salak dan Pangrango bisa kita saksikan pula, dimana saat-saat lain tidak bisa kita nikmati. Juga menurut penelitian, Ozon yang selama ini bocor, sekarang mengalami perapatan, walaupun tidak sepenuhnya tertutup. Polusi udara juga berkurang. Binatang-binatang juga saat ini mendatangi tempat-tempat yang kemarin-kemarin disabotase manusia. Mudah-mudahan ini bisa menjadikan kita merenung tentang bagaimana mengelola alam ini kedepannya.

Keempat, ada sekelompok ilmuan yang sedang mencari format kehidupan manusia kedepan saat ini, dimana mereka menjadikan nilai-nilai Islam sebagai sesuatu yang bisa menjadi alternatif. Salah seorang Sosiolog terkemuka Amerika, Dr. Craig Considine menulis di Harian News Week pada 17 Maret 2020, dia menggambarkan bahwa Covid-19 hanya bisa dicegah dengan cara higenis. Kita harus selalu bersih, lalu dia katakan yang mengajarkan tentang kebersihan yang paling utama adalah Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. Nabi telah mengajarkan kebersihan bagian dari iman, mengajarkan cuci tangan, berwudhu, mencontohkan tentang kebersihan, bahkan tentang menghadapi wabah dimana Nabi dilarang mendatangi daerah wabah, atau meninggalkan daerah yang sudah terjangkit wabah. Di akun twitternya hampir setiap hari Dr. Craig memperkenalkan nilai Islam yang diajarkan Rasulullah. Ternyata Allah membukakan jalan bagi kita semuanya untuk memperkenalkan nilai Islam lebih luas kepada masyarakat dunia. Islam adalah ajaran yang seimbang, tentang membangun peradaban dan juga tak lupa mensucikan jiwa setiap individu, Islam juga mengajarkan keseimbangan antara keyakinan dan perjuangan, antara doa dengan Ikhtiar.

Semoga dengan hikmah Covid-19 ini kita semakin yakin dengan Islam, dan mampu menampilkan nilai Islam yang memberikan rahmat bagi umat manusia. Demikian, wassalamu’alaikum wr wb.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus