Kompas, Detik dan PKS



Bagaimana cara mengukur sebuah partai politik tak cuma memiliki syahwat kuasa? Bagaimana pula membuktikan partai politik sudah maksimal menjalankan fungsinya? Pertanyaan yang tak mudah dijawab.

Jika pertanyaan ini kita ajukan kepada kader-kader partai, pasti jawabannya serupa: partai merekalah yang terbaik, terdepan dan berjuang untuk rakyat. Paling kentara ketika musim kampanye atau jelang pemilu. Semua persis seperti iklan kecap. Mengklaim nomor satu. Dekat dan peduli dengan wong cilik.

Tapi jika ingin alat ukur yang obyektif, lihatlah aktivitas partai setelah pemilu usai. Apa yang mereka perbuat. Kegiatan apa yang dilakoni kader-kadernya di berbagai wilayah.

Kebanyakan, paska pemilu mereka sibuk dengan kemungkinan ikut gerbong pemenang. Manuver-manuver politik dilakukan agar dapat posisi strategis. Beremu Si A, bertamu Si B. Makan siang bersama dan seterusnya.

Bersyukur, tidak semua partai demikian. Setidaknya itu yang terbaca dari info Kompas dan Detik. Kedua portal berita arus utama itu memuat kabar soal posko pengungsian di Riau. Berbondong-bondong masyarakat datang untuk berlindung dari kabut asap yang semakin menggila.

Dan tahukah Anda siapa pihak yang mendirikan posko tersebut? Ternyata PKS. Saya pun akhirya jadi mahfum mengapa Kompas dan Detik 'malu-malu' memberitakan ini, terlihat dengan tidak ada diksi PKS pada judulnya. Berbeda jika ada berita-berita negatif soal partai ini. Hampir pasti nama PKS langsung tersebut pada judulnya. 

Lalu mengapa kedua media besar tersebut mempublikasikan kebaikan PKS? Jawabannya sederhana. Secara nilai berita, peristiwa tersebut sudah memenuhi unsur aktual, kedekatan (proximity) dan jumlah (magnitude), kemanusian (human interest). Dan mungkin unik. Karena cuma satu partai yang bergerak. Sangat layak jadi berita. Cuma karena PKS yang terlibat, makanya coba 'disembunyikan' pada judulnya. Itu dugaan sih...Info dari seorang rekan, media Prancis dan nasional lainnya pun mendatangi posko tersebut.

Namun, lepas dari persoalan tersebut, kita patut berterimakasih kepada Kompas dan Detik. Sebab, apa yang mereka tulis menjawab pertanyaan di awal tulisan ini. 

Jadi, jika ada pertanyaan partai mana yang tak bersyahwat kuasa semata dan peduli pada rakyat meski pemilu baru selesai, maka jawaban obyektifnya sudah terang-benderang. Kompas dan Detik yang memberikan bocorannya.

Erwyn Kurniawan
Presiden Reli

Posting Komentar

0 Komentar