Kembara Rindu


@anugrah.roby

Kerinduan ini sungguh tak tertanggungkan. Rasa kehilangan -jujur saja- tak bisa disembunyikan. Dalam perjalanan pergi dan pulang kantor sejauh 22 km dari Binjai ke Medan, selesai menuntaskan wirid ma'tsurat aku tak kuasa menghapus kenangan tentangmu, Gurunda. 

Kulantukan Untukmu Syuhada-nya Izzatul Islam yang akhir pekan lalu sempat kita dendangkan bersama di Sibolangit sana. Lalu air mata jatuh mengucur tak bisa ditahan. Padahal kau bukan siapa-siapaku. Secara nasab tak ada ikatan darah di antara kita. Hanyalah buhul iman yang menautkan hati ini.

Selepas prosesi fardhu kifayah yang dihadiri ribuan pelayat dari pejabat hingga karib kerabat, ada tanya di hati: akankah sebanyak ini pula yang menshalatkanku ketika kematian menjenguk nanti? 

Untuk bernostalgia denganmu, aku menyeksamai akun media sosialmu baik Facebook maupun Instagram. Kubuka semua unggahan bertagar #ustadzsuriandalubis. Aku juga mengunduh semua video ceramahmu di youtube. Allahu Rabbi.. Mungkin banyak orang lain melakukan hal yang sama untuk melunasi kangen ini.

Pesanmu pada si sulung Subhan Najiyullah Lubis tentang keteguhannya menuntaskan hafalan Quran hingga 30 juz begitu mengharu biru. Indah betul memiliki anak yang kelak akan memberikan mahkota di surga. Masya Allah..

Begitu pula kisah Zaidan yang beroleh piala hasil memenangi lomba tahfidz 3 juz. Belum lagi videomu bersama anak-anak saat liburan di sebuah sungai yang mengingatkan kami tentang pentingnya membersamai buah hati agar mereka benar-benar menjadi qurrata a'yun. Semakin tercenung kami tatkala melihat kesaksian Subhan di instagramnya. Kami yang jarang bertemu saja berkalang pilu, apatah lagi dia yang besar dalam buaianmu. "Ayah Abang rindu, "tulisnya di akhir caption. Allah Karim.

Serasa kami menemukan keluarga teladan yang melampaui berbagai teori berbusa di buku-buku parenting.

Seketika juga lini massa dipenuhi testimoni tentang kebaikan dirimu. Beberapa warganet mengusulkan agar kisah-kisah tentangmu dibukukan. Seorang teman di FLP berencana meminta izin keluarga untuk merekam jejak perjuangan lewat sebuah biografi utuh. Aku mengangguk setuju sambil memberi beberapa pertimbangan teknis agar tak gegabah. Tapi pada prinsipnya kami yakin derap langkahmu harus dituliskan untuk menjaga semangat dakwahmu senantiasa terwaris kepada para pengusungnya yang tulus.

Tujuh awan bersuka ria...
Sambut ruh suci menuju Rabbnya...
Sahabat nantikan hadir kami...
Kan menyusulmu sekejap lagi..

Binjai, 17 Januari 2019

Sumber :
https://www.facebook.com/1536486203/posts/10217679862258449/

Posting Komentar

0 Komentar