Capres Aja Ada Kisi-Kisi, Masa Kita Enggak?


Jumat pagi anak-anak memasuki kelas dengan keriangan, apalagi hari terakhir pembelajaran di satu pekan ini jadwal mata pelajaran tidak terlalu memeras otak. Di atas meja mereka pun sudah siap dengan buku PKN sebagai pelajaran pertama.

"Anak-anak, buku paket dan buku tulis masing-masing dimasukkan ke dalam tas, ya," Pak Guru memberi instruksi kepada anak didik.

"Memang kenapa, Pak? Apa kita mau belajar out door,?" tanya siswa sekelas hampir serentak.

"Tidak. Hari ini kita tetap belajar di dalam kelas dan didahului dengan ulangan harian, UH!" jawab Pak Guru.

"Huuu...," siswa sekelas menggerutu. "Kan pekan lalu Bapak tidak ada menyuruh persiapan ulangan, lagian sub-bab pelajaran kira masih ada satu lagi yang belum Bapak jelaskan," lanjut anak-anak.

"Tidak masalah, Anak-anak. Bab yang belum kita pelajari tidak akan masuk di soal ulangan."

"Yaaah... kami perlu kisi-kisi dulu, pelajaran PKN kan banyak sekali lingkupnya."

Anak-anak bersahutan dan bergantian melancarkan protes ke gurunya.

"Iya, tidak apa-apa. Ini sebagai indikator sejauh mana Kalian menyerap dan memahami bahasan dalam kewarganegaraan."

"Bapak tega banget! Calon presiden aja mau debat dikasih kisi-kisi, masa kita enggak?"

"Siapa yang kasih kisi-kisi ke capres, kan bukan Bapak?" 

"Ya komisi pemilu, keleuuus... masa Bapak nggak tahu sih?"

"Yaaah, Bapak tahu kalian itu pintar semua. Jangan iri dan tiru itu lembaga yang tidak percaya dengan kemampuan orang, apalagi capres, yang kemampuannya pasti sangat mumpuni," Pak Guru masih membela diri.

"Seenggaksetujunya Bapak, kan capres yang mau debat tetap dibuatin kisi-kisi, katanya biar nggak ada yang dipermalukan. Kan kita juga bisa malu kalau nilai ulangan pada jelek."

"Sudah sudah, jangan bahas kisi-kisi untuk debat capres, Bapak aja males nonton. Sekarang masukkan bukunya, siapkan alat tulis, kita kerjakan soal ulangan!"

"Berarti kita juga nggak boleh bikin contekan, Pak?"

"Contekan itu bikin kalian tidak akan pintar. Kalian tahu, pelajar itu harus jujur. Kejujuran itulah juga salah satu wujud kecerdasan spiritual kita."

"Berarti capres yang bawa contekan itu nggak cerdas, gitu ya Pak?"

"Anak-anak boleh membuat analisa masing-masing, asal adil dan berdasar keilmuan. Yang terpenting kita harus mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang cerdas yang siap membangun bangsa. Dan yang terpenting juga, sekarang Bapak mau kalian siap dan serius belajar. Ada kisi-kisi ataupun tidak tetap siap mengerjakan ulangan, dadakan atau terencana juga tetap siap. Karena Kalian generasi yang hebat!"

"Baiklah Pak, sebenarnya kami pun ingin punya presiden yang cerdas, yang tegas, dan siap menghadapi segala situasi."

"Nah, makanya Kalian harus siap latihan-latihan untuk menjadi cerdas, salah satunya ulangan dadakan ini."

Kelas pun menjadi hening, semua siswa serius mengerjakan soal demi soal ulangan yang dibagikan oleh Guru PKN.

Batam, 18 Januari 2019

Posting Komentar

0 Komentar