Agenda Politik Bangsa dalam Surat Al-Balad


Oleh: Rijalul Imam

Al-Balad artinya negeri. Walaupun awalnya mengisahkan negeri tempat di mana Rasulullah saw dilahirkan, tapi pesan ayat-ayat dalam Al-Balad melintasi ruang dan waktu. Tidak saja relevan untuk kita yang ada di sini, saat ini, tapi juga sangat penting menjadi Agenda Besar gerakan politik kita sekarang.

Al-Balad mengungkapkan ada dua jalan: jalan mudah dan jalan mendaki lagi sukar. Menariknya, Al-Balad tidak menyebut jalan mudah, tapi langsung bertanya menohok, kenapa tidak ambil jalan mendaki lagi sukar?

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ

فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ

"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.

Tetapi mengapa tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar?

Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu?"

-Surat Al-Balad, Ayat 10-12

Jalan mendaki lagi sukar ini memuat Agenda Strategis yang melibatkan banyak unsur kekuatan. Besarnya Agenda Strategis negeri ini tidak bisa dilakukan sendirian. Karena itu dibutuhkan kerjasama yang bagus dengan berbagai elemen dan tidak melakukan perpecahan.

1. Agenda Kedaulatan Negara

فَكُّ رَقَبَةٍ

"Membebaskan manusia dari perbudakan"

-Surat Al-Balad, Ayat 13

Secara de jure negeri kita telah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka, tapi secara de facto bangsa kita apakah sudah merdeka? Sumber daya alam tidak bebas kita eksplorasi sendiri, sangat bergantung pemodal asing dan di bawah tekanan kepentingan negara-negara adidaya. Ini tampak nyata dari hal kecil semisal sensitivitas istilah "pribumi" di negeri ini. Di sinilah kedaulatan politik nasional kita ditantang. Apakah kita berdaulat atau hanya jadi boneka politik kepentingan asing/aseng?

Partai-partai politik harus menyatalaksanakan kinerja politiknya pada kepentingan nasional (national interest) bukan kepentingan asing. Bukan di slogan dan pencitraan, tapi di kebijakan dan eksekusi. Beranikah?

2. Agenda Ketahanan Ekonomi

أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ

يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ

أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ

"Atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir."

-Surat Al-Balad, Ayat 14-16

Krisis kelaparan global sebentar lagi akan melanda. Karena itu semua negara memainkan politik pangan dan politik energinya. Karena pangan dan energi adalah sumber daya strategis ketahanan nasional dan global. AS & Tiongkok aktif berekspansi menampakkan dominasi ekonomi dan politiknya. Negara-negara yang tidak setara membebek pada salah satu dari 2 atau ikut irama kedua negara adidaya tersebut. Bantuan asing hanya kedok hegemoni asing/aseng. Hutang Negera menjadi awal penjerat perampasan sumber daya alam strategis.

Di lain pihak, para pebisnis tajir mengalami tantangan VUCA dan DISRUPTION. VUCA adalah singkatan dari

- Volatile (gejolak)

- Uncertain (tidak pasti)

- Complex (kompleks)

- Ambigue (tidak jelas)

Disruption adalah singkatan Disruptive Innovation. Kenapa diistilahkan disruptive (menganggu)? Karena adanya pergesaran model bisnis dari era analog ke era digital dengan inovasi-inovasi digital yang membuat segalanya menjadi mudah di satu sisi, di sisi lain mengancam banyak perusahaan gulung tikar dan PHK besar-besaran karena tidak siap menghadapi perubahan drastis model ekonomi saat ini.

Memang tidak semua orang bisa berbisnis, tapi agenda ketahanan ekonomi harus berlanjut. Membangkitkan spirit bekerja profesional dan kewirausahaan harus terus digalakkan agar tidak ada kemiskinan kultural dan struktural di masyarakat dan negara.

3. Agenda Budaya Dakwah: Keimanan, Kesabaran, dan Kasih Sayang

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ

"Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang."

-Surat Al-Balad, Ayat 17

Bangsa kita adalah bangsa beragama. Manusia bertuhan. Saling menghormati perbedaan keyakinan. Inilah modal dasar negara kesatuan kita. Tapi sayang, ini juga di era sekarang dihantam secara struktural dengan kriminalisasi ulama, kebijakan pro LGBT, pembatasan suara adzan, penistaan ayat-ayat dan tokoh agama dan sebagainya. Padahal agama selama ini yang menjadi tulang punggung budaya bangsa: kesadaran bertuhan, saling menghormati, dan berkasih sayang.

Tiga Agenda Strategis di Surat Al-Balad ini adalah prioritas. Dan tiga agenda ini juga merupakan jalan mendaki lagi sukar.

Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2277551365860349&id=1615951695353656

Posting Komentar

0 Komentar