Tidak Ada Presiden (Pilihan Umat) yang Kuat Tanpa Partai Islam yang Kuat


Oleh: Zak Sorga (Sutradara)

Saat ini umat Islam sedang gegap gempita dan penuh semangat mendukung Prabowo-Sandi (no 02) agar menang menjadi Presiden. Terlebih para ulama pun dalam Ijtima Ulama II di Jakarta sudah merestui dan menyatakan dukungan sepenuhnya pada Prabowo-Sandi. Insya Allah Prabowo-Sandi pasti menang.

Maka semua fokus pun tertuju pada pemenangan Prabowo Sandi. Seolah kalau Prabowo-Sandi sudah menang maka bereslah semua urusan di negeri ini dan umat Islam akan jaya. Hm..... inilah kelemahan umat Islam, terlalu sering hanya berfikir sektoral. Tidak kaffah dalam bersikap sehingga mudah dipecundangi dan ditelikung oleh lawan maupun kawan politiknya.

Umat Islam lupa bahwa yang namanya negara itu tidak hanya diurus oleh presiden dan wakil presiden. Mereka lupa bahwa Umat Islam juga sangat- sangat membutuhkan DPR , MPR dan DPD (Legislatif) yang kuat untuk merumuskan dan membuat undang-undang.  Tanpa diwakili oleh legislatif yang solid dan kuat, tidak mungkin umat Islam bisa mengokohkan ide-ide dan cita-cita kebangsaanya. 

Tapi kenapa umat Islam (termasuk juga para ulamanya) seolah perjuanganya hanya cukup dengan memilih Presiden dan Wakil Presiden?  Apakah mereka tidak tahu untuk mempunyai wakil-wakil yang solid di legislatif mereka juga harus menjatuhkan pilihan pada Partai Islam yang solid , yang teruji komitmen dan pembelaanya terhadap umat. 

Disinilah perlunya para ulama, ustadz, ustadzah, para kiyai serta para pendidik semua memberikan kesadaran politik pada umat Islam agar mereka tidak ragu dalam menyalurkan suaranya pada partai Islam. Agar suara tersebut tidak hanyut oleh serangan fajar dan sekardus mi instan.

2019 adalah momentum terbaik bagi umat untuk bersatu. Jangan lagi kita termakan oleh isu mass media yang sering membesar-besarkan dan menguliti sampai habis kesalahan tokoh-tokoh Islam dan menyembunyikan kesalahan kelompok mereka. Misalnya saja, adakah mass media yang mau mengungkapkan partai mana yang wakil-wakilnya paling banyak melakukan korupsi? Tidak ada. Biasanya hanya partai Islam yang menjadi sasaran tembak.

Selain itu umat jangan lagi gampang percaya pada orang-orang yang  menghembus-hembuskan kata-kata misalnya "tidak Pancasilais" "anti NKRI" "anti Wayangan" "anti Nusantara" "ulama bohongan" dan lain-lain yang ditujukan pada umat Islam.

Dengan tuduhan-tuduhan tersebut mereka ingin agar umat Islam tidak bersatu dalam sebuah kekuatan politik. Karena jika hal itu terjadi adalah sungguh-sungguh menakutkan bagi mereka. Hegemoni kekuasaan mereka akan runtuh. Kebijakan-kebijakan mereka yang telah tertuang dalam undang-undang akan goyang. 

Mereka lebih senang umat Islam hanya menjadi buih yang gampang dipecah belah dan digiring kesana kemari.
Ingatlah Undang-undang hanya bisa dibuat oleh para anggota DPR dan MPR yang kita pilih melalui partai politik. Nah jangan salahkan orang lain jika aspirasi umat Islam selalu kandas dan tidak pernah terwujud dalam undang-undang. Karena biarpun umat Islam mayoritas di negeri ini, namun tidak pernah sekalipun memiliki Partai Islam yang kuat.  

Oleh karenanya jika Umat Islam telah berani mimilih Presiden dan wakil Presidennya, mereka juga harus berani memperkuat kedudukanya di DPR dan MPR dengan cara memperkuat pilihan pada partai Islam. Jika tidak maka sejarah pun akan berulang: Umat Islam hanya berfungsi sebagai pendorong mobil mogok. 

Daaaaa..h (lambai tangan - sampai jumpa)

Posting Komentar

0 Komentar