Ngaji Budaya PKS


24 Agustus 2018
Catatan oleh : Zak Sorga

Dihadiri 300-an anak-anak muda ruang diskusi dan loby Markaz Dakwah PKS itu cukup berjejal, seolah membantah sebuah pendapat yang mengatakan bahwa generasi milenium anti politik. Buktinya hanya ditemani kopi dan makanan ringan diskusi malam itu (24 Agustus 2018) berjalan sangat lancar dan penuh gairah.

Ari Untung yang dipersilahkan menjadi pembicara pertama menyapa hadirin dan Presiden PKS dengan salam, "2019gantiPresiden". Hadirin tepuk tangan. Lalu mengalirlah pengalaman kreatif yang telah dijalani oleh Ari Untung, tentang lika-liku membuat film yang baik di Indonesia. Film Alim Lam Mim adalah film yang lahir dari diskusi-diskusi intens tentang Islam. Skenario digarap dengan berkali-kali revisi untuk mendapatkan kisah dan tontonan yang menarik. Bumbu-bumbu silat dan spionase ada dalam film tersebut. Dan secara utuh hasilnya memang luar biasa. 

Tanpa menjelaskan secara detil Ari Untung mengatakan film Alif Lam Mim agak ada hambatan dalam peredaran (sebelum beredar), perlu waktu dua tahun dengan berkali-kali bongkar pasang editing dan pengangkatan adegan, serta berganti judul dan penyesuaian agar film ini bisa beredar.

Tafsir saya pribadi (kebetulan saya pernah membaca skenarionya secara utuh) hambatan tersebut adalah karena isi ceritanya yang sangat fundamental yaitu mengisahkan tentang persekusi dan teror terhadap seorang tokoh dalam film tersebut (yang beragama Islam) oleh penguasa dan masyarakat zaman itu (zaman masa depan).

Meski tidak sampai 1 minggu  tayang di bioskop Ari Untung tetap bersyukur karena sampai saat ini film tersebut masih dibicarakan dan ditonton dengan cara "nobar" di berbagai tempat. "Film Alif Lam Mim seperti mencari penontonya sendiri", kata Ari.

Ayah Irwan mencoba menggaris bawahi ciri-ciri generasi milenium adalah punya karakter terbuka, mudah bekerjasama,  ingin selalu mendapat informasi yang seimbang, aktif dan eksis di sosial media sebagai alat ekspresi, komunikasi dan pusat informasi. 

Diskusi yang dipenuhi gelak tawa dan tepuk tangan itu terus melebar, Presiden PKS Prof. Dr. Sohibul Iman menguraikan tentang politik yang santun dan memberi ruang pada orang lain yang punya kemampuan dan ingin berbuat baik, ini semua didasari oleh aspek keteladanan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Relasi ahlak dan kepemimpinan tidak terpisahkan, pemimpin adalah teladan dalam pengurbanan, kebaikan dan kebijaksanaan. Oleh karenanya PKS selalu memberi ruang yang lebar pada orang-orang yang berkomitmen pada kemajuan, kebaikan, ahlak luhur dan ahlak luhur di negeri tercinta ini. 

Generasi milenial yang religius adalah harapan masa depan, Ustadz Salim A Fillah menceritakan sebuah kenyataan  pemuda Islam Indonesia banyak diterima dan diharapkan kiprah keislamanya oleh negara-negara lain. Sebagai contoh, saat ini 7 masjid besar di Amerika imamnya adalah ustadz-ustadz muda dari Indonesia. Ketika ditanyakan pada beberapa makmum jawabanya relatif sama , imam dari Indonesia itu bacaan Al Qur'annya merdu lembut dan fasih. Secara politis juga tidak menimbulkan kendala ashobiah (ego kebangsaan) dan ketika memberi solusi tentang berbagai masalah jawabanya mengenakan hati (manusuawi) dan bisa diterima semua orang (selalu ada jalan tengah dan tidak kasar). 

Masih banyak yg belum tercatat, anak-anak muda itu masih terus bersemangat untuk bertanya dan bertukar fikiran. Tapi mungkin lain waktu, dimalam yang lebih kental.

Posting Komentar

0 Komentar