Ayo Biasakan Sholat Dhuha!



Pernahkah malas melaksanakan sholat sunnah dhuha? Diri ini merasa lebih perlu mengerjakan hal lainnya dibandingkan dua rakaat sholat sunnah satu ini di sela kegiatan pagi menjelang siang hari.

Padahal sholat sunnah ini pelaksanaannya tak lebih dari 5 – 10 menit termasuk berdoa setelahnya. Bahkan saya pernah mendapati anggapan, jauh lebih utama sholat dhuha dibandingkan sholat dhuha, padahal keduanya merupakan sholat sunnah muakkad yang dianjurkan oeh Rasulullah.

Merasa heran mengapa ada orang yang sangat mendisiplinkan dirinya untuk mengupayakan sholat dhuha di sela kesibukan hariannya? Berarti kita pribadi perlu merenung kembali tentang fadhilah dari membiasakan sholat sunnah satu ini.

Ada sebuah hadist shahih, dari Nu’aim bin Hammar Al-Ghathafaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad, 5: 286; Abu Daud, no. 1289; At Tirmidzi, no. 475; Ad Darimi, no. 1451 . Syaikh Al-Albani dan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Bagi kita yang belum membiasakan sebuah ibadah sunnah, seperti salah satunya sholat Dhuha, kemungkinan besar karena belum yakinnya diri kita akan hadirnya kebaikan dari Allah setelah dilaksanakannya ibadah tambahan tersebut.

Banyak cerita terkait kemudahan-kemudahan yang didapati oleh mereka yang sudah membiasakan dirinya melaksanakan sholat dhuha minimal dua rakaat. Kenapa bisa terjadi hal tersebut? Pahamkah kita tentang arti doa yang seringkali dilantunkan seusai sholat dhuha? Berikut ini arti dari Doa selesai sholat Dhuha yang biasa kita baca tersebut,

“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.

Makna doa tersebut adalah memohon kemudahan rezeki dari Allah, dan meminta kelapangan rezeki yang keberadaannya diluar jangkauan dirinya. Maka apakah yang mustahil bagi Allah saat hambaNya berdoa demikian? Kun Fa Yakun! Allah cukupkan segala kebutuhan HambaNya yang memohon kemudahan Rezeki, apalagi ia berdoa secara khusus setiap harinya untuk hal tersebut.

Pernahkah bertanya-tanya? Apakah doa selesai sholat Dhuha tersebut shahih? Mengapa tak pernah dikutipkan asal perawi hadistnya?

Menurut, Buya Yahya pada suatu sesi menjawab pertanyaan. Terdapat diskusi terkait apakah doa minta kelapangan rezeki yang dibaca selesai sholat dhuha adalah hadist dhoif (lemah), beliau menjawab bahwa bacaan tersebut bukanlah hadist Rasul. Justru salah jika mengatakan bacaan tersebut adalah hadist dhoif, karena itu adalah doa yang dikutip dari perkataan orang sholih selesai beliau mengerjakan sholat Dhuha.

Lanjut beliau, sebaik-baik doa memang benar adalah yang berasal dari Rasulullah, namun tak ada larangan berdoa di luar perkataan Rasul, asalkan makna doanya benar memohon hanya kepada Allah Ta’ala diperbolehkan membuat perkataan doa secara pribadi.

Fatimah

Posting Komentar

0 Komentar