PKS Tetap Tak Sama!



Di usianya yang ke-20 tahun, banyak pihak menilai PKS sudah tak ada bedanya dengan partai lain. Korupsi, konflik internal yang terdapat di tubuh partai lain, ternyata juga ada dalam diri PKS.

Benarkah demikian?

PKS Tetap Tak Sama!

PKS bukanlah kumpulan malaikat yang karena tak punya nafsu maka tak bisa berbuat salah. PKS juga bukan kumpulan setan yang setiap saat selalu berbuat salah dan berkewajiban mengajak orang lain untuk mengikuti jejaknya.

PKS hanya jamaah manusia yang berusaha seoptimal mungkin “mendekati” kesucian malaikat untuk tak berbuat dosa dan disaat yang sama berusaha semaksimal mungkin menjauhi setan agar tak terjerumus dalam kesesatannya.

Setiap pekan kader PKS mengkaji Islam sebagai cara kader PKS mengenal lebih dekat ajaran Allah yang dibawa oleh Rasulullah saw. Setiap pekan kader PKS di mutaba’ah: berapa kali kader PKS sholat jamaah?; berapa kali kader PKS sholat sunnah?; berapa kali kader PKS puasa?; berapa kali kader PKS membaca dan mentadabburi al-Qur’an?; berapa kali kader PKS sholat malam?; berapa kali kader PKS berinfak?; berapa kali kader PKS bersilaturahim?; berapa kali kader PKS membaca buku?; dan berapa kali kader PKS melakukan amal-amal kebaikan lainnya?

Itu semua sebagai cara kader PKS mempraktekkan ajaran Islam yang lengkap dan paripurna. Itulah cara kader PKS menjauhi perbuatan dosa. Itulah cara kader PKS mengendalikan nafsu. Itulah cara kader PKS “mendekati” kesempurnaan malaikat yang bebas dari dosa. Dan, sekali lagi, itulah cara kader PKS menjauhi godaan setan yang tak pernah kenal lelah mendatangi kader PKS dari seluruh penjuru mata angin, bahkan hingga merasuk kedalam hembusan nafas dan aliran darah kader PKS.

Beberapa pekan sekali kader PKS mabit untuk membersihkan hati dari debu-debu dosa. Kader PKS sholat malam berjamaah, kader PKS bermuhasabah, kader PKS mengkaji Islam. Begitu indah. Suasana kebersamaan begitu terasa. Kader PKS terikat bukan hanya karena factor politik; tapi ikatan iman dan aqidah.

Adakah partai lain melakukan apa yang PKS kerjakan? Sejauh pengamatan kami: belum ada! Bagi kader PKS, partai hanya sebuah sarana dakwah; bukan tujuan; bukan segala-galanya.

Lalu, mengapa masih ada kader PKS yang terjebak rayuan maut setan?

Itulah bukti bahwa kader PKS manusia; bukan malaikat. Bukti bahwa setan tak kenal lelah menggoda manusia dengan berbagai trik jitu dan halus. Bayangkan, kader PKS saja yang berusaha keras menginternalisasi nilai-nilai Islam kepada paraanggotanya, ternyata masih kecolongan. Lalu, bagaimana jadinya dengan partai lain yang cuma menjadikan politik sebagai sarana merebut dan mempertahankan kekuasaan?

PKS Tetap Tak Sama!

Bagi yang menganggap PKS sama dengan partai-partai lain karena perilaku korupsi kadernya, perhatikanlah baik-baik setiap kasus yang menimpa PKS.

Kasus fenomenal yang menimpa Ust Lutfi Hasan Ishaq kerap dijadikan amunisi untuk menembak PKS. Bekakangan, kian terbukti jika kasus tersebut sarat dengan "permainan". Di pengadilan, beliau tak terbukti menerima uang dari Ahmad Fathonah. Dan hal itu diakui sendiri oleh Ahmad Fathonah dalam persidangan.

Lucunya, impor daging sapi tak pernah terjadi dalam kasus tersebut. Justru, usai Ust. Lutfi dipenjara, kran impor daging sapi dibuka lebar-lebar oleh penguasa.

Soal kader korupsi, teramat banyak data yang menyebutkan bahwa PKS berada di nomor buncit. Juara korupsi justru partai-partai besar.

PKS Tetap Tak Sama!

Lihatlah saat PKS melakukan pergantian pucuk pimpinan partai. Tak ada gontok-gontokan. Tak ada keributan. Tak ada politik uang. Tak ada kursi terbang di atas kepala. Tak ada kata-kata makian yang terlontar. Semuanya berlangsung smooth. Bahkan tak jarang di antara kader PKS saling mempersilakan diri untuk menjadi pemimpin.

Itu karena bagi kader PKS, menjadi pemimpin adalah amanah berat yang kelak harus dipertanggungjawabkan di akhirat. Menjadi pemimpin di DPC, DPD, DPW atau DPP bukanlah tiket untuk menjadi anggota dewan atau menteri. Dan karena itu pula, tak ada dalam kamus kader PKS untuk mati-matian memperebutkannya.

Bandingkan dengan partai lain. Setiap dihelat munas, rapimnas, mukernas atau yang sejenisnya, selalu saja berita yang tersaji sangat tidak elok untuk didengar. Isu suap, perkelahian di ruang sidang, kursi terbang, dan sebagainya. Ujung-ujungnya, ketika ada pihak yang kalah, maka mereka akan keluar dari partai dan membuat barisan baru.

PKS Tetap Tak Sama!

Masih ingatkah dengan tradisi politik adiluhung yang dilakukan PKS sejak dulu? PKS mengharamkan rangkap jabatan. Tak ada dalam kamus PKS, seorang pejabat public juga menjadi pejabat partai. Di mulai dengan mundurnya Nurmahmudi Ismail yang saat itu diangkat menjadi menteri Kehutanan oleh Gus Dur. Ia mundur sebagai presiden partai untuk menghilangkan konflik kepentingan. Tradisi itu terus PKS lakukan hinggasaat ini.

Bukankah secara kasat mata saja, terlihat perbedaan PKS dengan partai lain? Di saat PKS mengharamkan rangkap jabatan, di saat yang sama partai-partai lain justru dengan sengaja menjadikan pimpinan partainya merangkap jabatan sebagai pejabat publik. Kita bias melihatnya sekarang: betapa banyak pimpinan partai yang menjadi menteri.

PKS Tetap Tak Sama!

PKS terus menasbihkan dirinya sebagai partai yang paling peduli dan bergerak cepat tanpa pamrih. Berapa kali sudah PKS berada di garda terdepan saat bencana dating menghantam negeri kita tercinta. Di Aceh kala tsunami menerjang; Di Yogyakarta kalagempa mengguncang; di Padang dan Mentawai saat lindu menggoyang; juga di Yogyakarta kala Merapi meradang. Kepedulian PKS adalah wujud Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Praktek nyata dari keindahan nilai-nilai Islam dalam memandang kemanusiaan.

Itulah yang membedakan PKS dengan partai lain. PKS hadir setiap hari: dimana pun dan kapanpun. PKS tak hanya hadir saat menjelang pilkada atau pemilu. PKS tak hadir lima tahun sekali dengan membagi-bagi sembako, kaos, jilbab dan uang. Tak semurah dans erendah itu PKS menghargai rakyat.PKS hadir setiap saat ketika masyarakat membutuhkan PKS.

PKS Tetap Tak Sama!

Penelitian Burhanuddin Muhtadi pada 2013 soal Party ID (kedekatan antara partai dan konstituennya), menjadi bukti shahih. Pengamat politik itu meneliti perilaku politik uang massa partai pada September-Oktober 2013.

Kesimpulannya: kecenderungan menerima politik uang tertinggi massa PKB (47 persen). Terendah, massa pemilih PKS (36 persen).

Dibawah PKB, berturut-turut massa partai yang cenderung menerima politik uang adalah PDIP (46%), Nasdem (46%), Gerindra (46%), PPP (43%), Hanura (42%), Demokrat (39%), Golkar (39%), dan PAN (38%).

Party ID adalah kedekatan psikologis dan emosional antara partai dan konstituennya. Semakin rendah skor, maka kian dekat. Dan politik uang tak akan berpengaruh.

PKS Tetap Tak Sama!

Inilah partai yang konsisten menjadi oposisi kritis kepada pemerintah dan terus menyuarakan kepentingan rakyat dan umat Islam.

Inilah partai yang merelakan kadernya hanya jadi ketua tim sukses dalam Pilkada DKI Jakarta agar bisa mengalahkan Ahok demi kepentingan umat Islam.

Inilah partai yang terus berjuang bersama umat dan rakyat. Bersuara lantang soal Perppu Ormas, membersamai Aksi Bela Islam 411, 212 dan lainnya. Menolak kenaikan BBM dan impor komoditi pertanian.

Inilah partai yang para kadernya rela merogoh koceknya sendiri untuk berjuang dalam dakwah siyasi. Dari yang kaya hingga yang belum berkecukupan.

Inilah partai yang tidak menggantungkan diri pada sosok tertentu atau figuritas, melainkan pada sistem. Anomali dari mayoritas partai di Tanah Air.

Di usianya yang ke-20 tahun, PKS pada akhirnya tetap tak sama. Bukankah Toyota Alphard dan Bajaj tetaplah berbeda meski keduanya memiliki bentuk roda yang sama yakni bundar?

Erwyn Kurniawan
Presiden Reli

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Smoga Allah Ta'ala berkenan memandang kader2 PKS dgn pandangan rahmat-Nya & menyatukan hati2 orang beriman dlm cinta pada-Nya, amin.

    BalasHapus
  2. Semoga kejayaan Islam segera terwujud, Amiin

    BalasHapus
  3. Baarakallahu fii umrik PKS...
    Tetap tegak kepala, tegap melangkah,& rendah hati berjuang hingga Islam benar-benar membumi di bumi pertiwi. Aamiin...

    BalasHapus
  4. PKS tetap jaya
    Berkhidmat Untuk Rakyat

    BalasHapus
  5. Apapun yang terjadi PKS tetap bekerja untuk melayani ummat. Insya Allah

    BalasHapus
  6. Mantaaapks... amanah , Istiqomah , berkah .. Aamiin

    BalasHapus