Ahmad Fathul Bari, Harapan NTT untuk Senayan



Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kembali mendapat suntikan darah muda yang siap berkontribusi. Ia adalah Ahmad Fathul Bari, yang biasa disapa Ai atau Bari. Mungkin wajahnya jarang terlihat di layar kaca, atau tidak sepopulis politisi muda lainnya. Tapi bagi para aktivis gerakan, terutama di eranya, Bari dikenal sebagai salah satu aktivis yang diperhitungkan.


Bari bukan orang yang ujug-ujug hadir di jagat politik nasional. Ia orang yang cukup kaya pengalaman organisasi dan gerakan. Ia pernah menjabat beberapa posisi strategis di kampus, antara lain sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), serta puncaknya sebagai Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).

Selain itu, dia juga pernah memimpin beberapa organisasi lain seperti Forum Amal & Studi Islam FIB UI, dan juga aktif di masyarakat sebagai Ketua Umum Remaja Masjid dan Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid. Bahkan bukan hanya itu, saat ini Bari juga tercatat sebagai salah satu Ketua di Ikatan Alumni Universitas Indonesia.


Berbagai pengalaman organisasinya tentu bukan hanya hiasan tanpa makna. Di berbagai organisasi yang dipimpinnya, Bari dikenal cukup progresif dengan berbagai langkah gerakannya, serta dinilai cakap dalam memimpin organisasi. Hal itu pula yang membuatnya dianugerahi beberapa penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi dalam Bidang Organisasi dan Lulusan Terbaik Bidang Organisasi dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI.


Saat menjabat sebagai Ketua Umum BEM UI, Bari dikenal sangat kritis, terutama dalam isu yang terkait dengan kebijakan publik yang menyentuh hak dasar masyarakat. Antara lain, saat itu ia cukup aktif bersama para aktivis pendidikan lainnya dalam memperjuangkan realisasi anggaran pendidikan 20 persen yang menjadi amanat konstitusi dan mengadvokasi hal tersebut, baik melalui parlemen, aksi demonstrasi, hingga gugatan warga negara di pengadilan.

Selain itu, ia juga mengadvokasi beberapa kebijakan strategis lainnya saat itu, antara lain tentang isu Utang Luar Negeri, penolakannya terhadap RUU Badan Hukum Pendidikan (yang menjadi UU lalu dibatalkan oleh MK) yang membuka ruang liberalisasi pendidikan, penolakannya tentang RUU Penanaman Modal (saat ini sudah menjadi UU) yang membuka keran berlebihan terhadap modal asing yang dikhawatirkan sebagai bentuk penjajahan era baru, terutama di sektor strategis, serta advokasinya terhadap kebijakan politik luar negeri, kebijakan penambahan tunjangan bagi anggota parlemen, isu pemberantasan korupsi, serta secara umum kritiknya terhadap pemerintah saat itu yang tidak mempedulikan rakyat kecil dan tidak menyejahterakan rakyat dan berlindung di balik perhitungan makro ekonomi semata.


Dengan berbagai pengalaman dan idealismenya, sangat wajar jika namanya kembali menjadi sorotan, terutama sebagai suntikan darah baru bagi PKS yang sejak awal berdiri dikenal sebagai partainya anak muda dan para aktivis. Saat ini Bari tercatat sebagai Bakal Calon Anggota DPR RI dari Dapil NTT 2, wilayah yang masih perlu mendapat perhatian penuh seluruh pengambil kebijakan untuk dapat terus berkembang dan maju, terutama dalam bidang pendidikan dan kesejahtaraan rakyatnya, satu hal yang sesuai dengan orientasi jiwa aktivismenya.

Dan NTT bukan wilayah asing baginya. Ia beberapa kali berkunjung dan berkeliling di wilayah tersebut, memiliki banyak teman disana, bahkan cita-citanya untuk berkontribusi untuk  kemajuan masyarakat NTT sudah lama menjadi cita-citanya dan keluarganya. Maka bukan satu hal yang mustahil jika PKS bisa mencetak sejarah baru mendapat kursi DPR RI dari Provinsi NTT dari tangan dan perjuangan seorang Ahmad Fathul Bari dan jajaran pengurus PKS di wilayah Provinsi NTT.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Semoga beliau terpilih, tampil di TV one hari ini, santun dan cerdas

    BalasHapus