PKS, Pilgub Jabar dan Tiga Lelaki Buta



Erwyn Kurniawan*

Tersebutlah kisah tiga lelaki yang sejak kecil mengalami kebutaan. Di suatu waktu, seseorang meminta mereka untuk mengenali gajah dengan cara meraba dan memegangnya. Ketiga pria yang tak bisa melihat itu mulai beraksi.

Setelah sekitar 10 menit menjalani instruksi, satu per satu mereka diminta untuk menyimpulkan hasil kerjanya. Mereka pun menjelaskannya.

Lelaki buta pertama mengatakan bahwa gajah itu bertubuh panjang dan agak sedikit meliuk bentuknya. Dia berkesimpulan demikian karena memegang belalai gajah.

Lelaki buta kedua menyatakan bahwa gajah berbadan kecil dan panjang. Kesimpulan itu didapatnya karena dia memegang ekor atau buntut gajah.

Lelaki buta ketiga berkata bahwa gajah bertubuh tipis dan melebar. Dia yakin dengan kesimpulannya itu karena memegang daun telinga gajah.

Ketiga pria buta itu tak satu pun menggambarkan sosok gajah dengan benar. Mereka menyimpulkan sebatas dengan apa yang diraba dan pegang. Keterbatasan penglihatan jadi asbabnya.

Begitulah kondisi yang sering kita hadapi dalam kehidupan ini. Kita memiliki banyak keterbatasan informasi, data dan fakta, namun secara tergesa-gesa mengambil kesimpulan dan memberikan pendapat yang diyakini benar.

Contoh mutakhir soal gaduhnya Pilgub Jabar 2018. Keputusan pimpinan PKS berkoalisi dengan Gerindra dan PAN untuk mengusung Sudrajat-Ahmad Syaikhu membuat partai dakwah itu jadi sasaran tembak.

PKS dianggap berkhianat. PKS dinilai meninggalkan Deddy Mizwar. PKS disebut inkonsisten. PKS didikte Prabowo. Dan seterusnya.

Padahal siapa kita? Kita, termasuk saya adalah tak lebih dari orang-orang yang miskin informasi, data dan fakta. Yang kita miliki hanya apa yang ada di permukaan yang bersumber dari media. Tapi dengan gagahnya kita menyimpulkan ini dan itu.

Kesadaran akan minimnya informasi itu membuat saya menahan diri untuk berkomentar panjang. Tidak menjelekkan PKS juga tidak mencaci Deddy Mizwar. Karena saya yakin, ada sesuatu yang tidak kita ketahui di belakang keputusan berkoalisi dengan Gerindra dan PAN. Dan pastinya sudah memiliki pertimbangan sangat matang.

Saya dan kita semua yang tidak berada dalam posisi qiyadah hanyalah orang-orang "buta". Memiliki segudang keterbatasan informasi soal politik.

Karena itu, jauh lebih baik bagi saya untuk tidak larut dalam framing media arus utama yang menstigmatisasi PKS meninggalkan Deddy Mizwar dan berkhianat. Cukuplah tiga lelaki buta di atas saja yang salah menyimpulkan soal gajah.

Wallahua'alam Bishshowwab

*Presiden Relawan Literasi (Reli)

Posting Komentar

3 Komentar