Mengapa PKS harus Kembali Berkoalisi dengan Gerindra dan PAN?


Erwyn Kurniawan*

Pilgub Jabar 2018 kian menarik setelah Ahad (24/12) malam ini, PKS, Gerindra dan PAN secara resmi berkoalisi di lima provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Utara dan Maluku Utara. Khusus Jabar, ini memunculkan banyak pertanyaan dari khalayak, termasuk sebagian kader PKS.

Mengapa PKS meninggalkan koalisi lama dengan Demokrat? Mengapa akhirnya tak mengusung Deddy Mizwar? Mengapa berkhianat? Mengapa terkesan didikte Gerindra? Deretan pertanyaan tersebut bisa kita jawab sebagai berikut.

Betulkah PKS berkhianat dengan meninggalkan koalisi bersama Demokrat?
Politik itu sangat dinamis. Hitungannya bukan lagi hari tapi jam bahkan menit. Bisa berubah setiap saat. Tidak ada yang berkhianat dan dikhianati. Bukankah kesepakatan koalisi bersama Demokrat baru di level DPW? Ingat, Golkar saja yang DPPnya sudah resmi mengusung Ridwan Kamil sebagai cagub Jabar bisa meralat keputusannya. 

Di PKS sendiri, keputusan soal koalisi apalagi di provinsi yang sangat strategis dan berbasis umat seperti Jabar, melibatkan pengurus DPP dan Majelis Syuro. Disinilah keputusan diambil dan mengikat. 

Mengapa terkesan didikte Gerindra? Persepsi ini sangat berlebihan. Di banyak daerah, PKS bahkan tidak berkoalisi dengan Gerindra. Jadi tidak tepat jika disimpulkan PKS didikte Gerindra.

Jabar adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Jabar wilayah santri sekaligus umat. Jabar berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang mau tidak mau terimbas residu Pilkada DKI yang sarat muatan ideologis. 

Ulama dan umat Islam berharap PKS, Gerindra ditambah PAN kembali bersatu di Jabar. Dan PKS secara jeli mampu membaca kehendak ulama dan umat. Jadi, keputusan ini bisa dikatakan kemampuan pimpinan PKS dalam menyerap dan memperjuangkan aspirasi ulama dan umat Islam. 

Reuninya PKS, Gerindra dan PAN di Jabar khususnya, patut disyukuri. Karena umat akhirnya memiliki kanal jelas dalam Pilgub Jabar 2018 yang menjadi representasinya. Dan kita berharap, kemenangan di DKI Jakarta terulang di Tanah Pasundan. 


*Penulis Adalah Presiden Relawan Literasi

Posting Komentar

0 Komentar