Mencari Duta Batik Indonesia



Eko Jun

Siapa tokoh yang ada dikepala kita saat mendengar kata "batik"? Tanpa bermaksud menafikan tokoh - tokoh nasional seperti Prof Quraisy Syihab, Ust Al Muzammil Yusuf, Prof Mahfud MD dll yang juga suka mengenakan baju batik, kami pribadi langsung teringat dengan Kyai Said. Dalam amatan kami, beliau sangat konsisten mengenakan baju batik, baik saat mengisi pengajian hingga forum - forum resmi kenegaraan.



Situasinya jadi lebih menarik saat kita pahami latar belakang pendidikannya. Pertama, beliau berlatar belakang pesantren. Sejak kecil, beliau dibesarkan dalam kultur pesantren, baik di Kempek Cirebon, Lirboyo Kediri maupun Krapyak Jogjakarta. Biasanya, para santri senang memakai baju koko warna putih dan memakai kopyah putih.

Selanjutnya, beliau melanjutkan studinya ke Arab Saudi. Beliau mengambil S1 di Universitas King Abdul Azis, S2 dan S3 di Universitas Ummul Qura. Biasanya, para alumnus Timur Tengah senang memakai baju gamis, jubah dan memakai kopiah atau sorban. Sebagaimana yang sering kita lihat pada beberapa alumni Timur Tengah yang aktif berdakwah di tanah air.

Beberapa pihak memang menuding bahwa pemakaian baju batik secara konsisten yang dilakukan oleh Kyai Said berhubungan dengan paham Islam Nusantara yang digaungkan oleh ormas yang dipimpinnya. Artinya, baju batik dijadikan sebagai simbol komunitas, politik identitas dan atribut perjuangan. Terus terang, kalau masalah itu kami kurang paham.

Celana jeans, jas hitam, jubah putih dll adalah pakaian yang diterima secra luas dibanyak tempat. Negara asalnya mampu mengekspor unsur lokalistik menjadi atribut yang diterima secara universal. Tantangan bagi kita adalah sejauh mana kita ikut berpartisipasi dalam mewarnai dunia. Bukan sekedar pasif sebagai penonton dan konsumen, tapi juga aktif sebagai pemain dan produsen.

Dulu, Bung Karno pernah mempopulerkan dan mengangkat derajat peci hitam. Bahkan komunitas internasional sekalipun akan menyebut nama Bung Karno saat melihat peci hitam. Semoga diantara anak bangsa Indonesia, akan ada yang mampu menjadi ikon batik ditingkat internasional. Dengan posisinya, latar belakang dan jaringan yang dimilikinya, sepertinya Kyai Said memiliki potensi untuk mewujudkannya.

Selamat Hari Batik
2 Oktober 2017



Posting Komentar

0 Komentar