Kesehatan Keluarga



Oleh: Irwan Prayitno
Gubernur Sumatera Barat

Pada 13-16 September 2017 Persatuan Perawat Gigi Indonesia melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas)  VII di Padang. Saya berkesempatan membuka acara tersebut. Tema Munas kali ini adalah “Melalui Organisasi Kita Raih Kejayaan Profesi”. Pada Munas ini juga dilakukan pergantian nama dari Perawat Gigi menjadi Terapis Gigi dan Mulut.

Pergantian nama ini mudah-mudahan membawa dampak positif, baik bagi pelaku maupun konsumen. Dan penamaan terapis gigi dan mulut ini boleh jadi bisa memberi persepsi baru kepada publik tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Rasulullah SAW adalah termasuk orang yang memperhatikan kesehatan gigi dan mulut. Beliau menggunakan siwak untuk membersihkan gigi dan mulutnya. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, “Siwak adalah pembersih mulut dan sebab ridhanya Rabb.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Sahabat Rasulullah SAW, Hudzaifah r.a berkata, “Nabi SAW selalu menggosok giginya dengan siwak setiap bangun dari tidur malam hari.” (HR. Bukhari).  Dan secara ilmiah pun manfaat siwak sudah diteliti oleh ilmuwan barat, serta terbukti banyak manfaatnya.

Jika kita melihat kondisi hari ini, ternyata kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut di masyarakat bisa dibilang masih butuh sosialisasi yang berterusan. Saya melihat di sini peran organisasi perawat gigi  dibutuhkan untuk ikut serta mensosialisasikan pentingnya kesehatan gigi dan mulut bagi masyarakat yang merupakan bagian dari kesehatan keluarga.

Dan tidak hanya organisasi perawat gigi saja, akan tetapi seluruh pemangku kepentingan di sektor kesehatan secara bersama-sama ikut mensukseskan pembangunan di bidang kesehatan, khususnya untuk masalah kesehatan keluarga. Adapun yang dimaksud dengan kesehatan keluarga adalah seluruh anggota keluarga, yaitu orangtua dan anak-anak memiliki budaya hidup sehat sehingga mampu berprestasi, berkreasi, berpenghasilan, berpendidikan, beribadah, bermasyarakat dengan baik karena kualitas kesehatan mereka.

Salah satu aksi kepedulian yang dilakukan di Sumbar belum lama ini oleh salah satu pemangku kepentingan bidang kesehatan, yaitu Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) bekerjasama dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan  (BBPOM). Pengurus Daerah IAI bersama BBPOM melakukan Gerakan Nasional Peduli Obat Aman.

Sekitar 900 apoteker melakukan penyuluhan penggunaan obat aman di sepanjang 62 kilometer yang terbentang dari Kabupaten Padang Pariaman hingga Batusangkar. Mereka memberikan penyuluhan kepada sekitar 6.200 keluarga selama lebih kurang tiga jam. Para keluarga ini disosialisasikan bagaimana cara mendapatkan obat, menggunakan obat, menyimpan obat, dan membuang obat dengan baik.  Atas aksi kepeduliannya ini, kegiatan tersebut masuk ke dalam catatan Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI).

Jika organisasi apoteker melakukan sosialisasi terkait masalah obat, maka organisasi perawat gigi saya harapkan melakukan sosialisasi tentang bagaimana merawat gigi dan mulut agar tetap sehat. Karena ada semacam anggapan umum bahwa jika gigi sudah sakit, sakitlah semua seluruh anggota tubuh. Sulit untuk beraktivitas, baik kerja, belajar, makan, minum, dan lainnya, termasuk berkosentrasi. Sementara jika anggota tubuh lain yang sakit, tidak seperti rasanya sakit gigi.

Untuk menjadikan sebagai budaya atau kebiasaan, merawat gigi dan mulut agar tetap sehat perlu disosialisasikan. Karena masyarakat pada dasarnya masih banyak yang belum tahu caranya. Bagaimana gosok gigi, kapan menggosok gigi, apa saja yang tidak boleh dilakukan untuk mencegah gigi rusak, makanan dan minuman apa saja yang bisa merusak gigi dan mulut.

Sementara itu, untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, harus diawali dengan keluarga yang memiliki kualitas kesehatan yang baik. Sehat di semua lini tubuh, termasuk rohani dan pikiran. Sekecil apapun upaya yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan untuk mensosialisasikan hidup sehat kepada masyarakat, sangat berarti.

Untuk itu, saya mengapresiasi berbagai kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan di bidang kesehatan. Termasuk juga pengabdian masyarakat di Mentawai dalam rangka Hari Bhakti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2017 yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Masyarakat Sumbar beberapa bulan lalu. Dan juga pengabdian masyarakat yang insya Allah akan dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia di Agam.

Dan bagi masyarakat yang melek dengan teknologi, untuk mencapai kualitas hidup sehat dalam keluarga bisa melakukan penelusuran melalui internet atau mendatangi perpustakaan dan toko buku untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan juga ilmu tentang kesehatan. Serta bisa melakukan konsultasi kepada tenaga medis terkait. Insya Allah, jika masing-masing keluarga sudah menyadari pentingnya kesehatan bagi diri dan keluarga mereka, akan berdampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.***

Singgalang 20 September 2017

Posting Komentar

0 Komentar