[Nasehat Ramadhan] HANYA KEPADAMU KAMI MENYEMBAH



(Oleh: H. Irsyad Safar, Lc, M.Ed) 

(إياك نعبد)

Ini adalah Tauhid Uluhiyah. Pengakuan bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah. Sangat semakna dengan kalimat Laa ilaaha illallah, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah.

Dengan pengakuan bahwa hanya kepada Allah saja kita beribadah (menyembah) inilah yang menjadikan status kita sebagai seorang muslim. Sebab, kalau hanya sekedar mengakui adanya Allah (Tuhan), kita masih sama dengan orang kafir. Karena mereka juga percaya adanya tuhan. Hanya saja mereka tidak menyembah Tuhan yang sebenarnya.

Allah mengabarkan kondisi orang-orang kafir dan musyrik dalam FirmanNya:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ (61) 

Artinya: "Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: `Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?` Tentu mereka akan menjawab: `Allah`, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).(QS. Al ankabut:61).

Kaum musyrikin mengakui bahwa Allah itu ada, menciptakan langit dan bumi, menundukkan matahari dan bulan, menurunkan air hujan dan menghidupkan bumi dari matinya, akan tetapi mereka tidak menyembah Allah. Mereka tetap menyembah berhala. Itulah sebabnya, mengakui adanya Allah/Tuhan belum membuat seseorang menjadi muslim. Menyembah dan beribadah kepada Allah satu-satunyalah yang menjadikan seseorang sebagai seorang muslim.

Pengakuan kita yang terucap minimal 17 kali dalam sehari ini, menegaskan bahwa tidak ada ibadah, tidak ada ketaatan dan tidak ada penyembahan kecuali hanya kepada Allah.

Dengan pengakuan ini, kita membebaskan diri dari kesyirikan, yang dosa syirik itu merupakan dosa yang tidak akan Allah ampuni sama sekali. Allah berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS An nisa: 48).

Rasulullah saw juga telah menyampaikan bahwa beribadah kepada Allah SWT merupakan hak Allah atas hambaNya:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ - رضي الله عنه - قَالَ: كُنْتُ رِدْفَ رَسُولِ اللّهِ صلى الله عليه و سلم عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ. قَالَ: فَقَالَ: يَا مُعَاذُ! أَتَدْرِي مَا حَقُّ اللّهِ عَلَى الْعِبَادِ وما حقُّ العبادِ عَلَى الله؟ قَالَ قُلْتُ: الله وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: «فَإِنَّ حَقَّ اللّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوا اللّهِ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً. وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً» قَالَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللّهِ! أَفَلاَ أُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: «لاَ تُبَشِّرْهُمْ. فَيَتَّكِلُوا.

Artinya: Dari Muadz bin Jabal ra, dia berkata, "Aku sedang berbonceng dengan Rasulullah saw. Lalu Beliau berkata: "Wahai Muadz, tahukah kamu apa hak Allah terhadap hambaNya dan apa hak hamba terhadap Allah?". Muadz menjawab, "Allah dan RasulNya saja yang lebih tahu". Rasulullah berkata: "Hak Allah terhadap manusia adalah mereka menyembahnya dan tidak mempersekutukanNya dengan satu apapun. Sedangkan hak manusia kepada Allah adalah Dia tidak menyiksa siapa yang tidak mempersekutukanNya". Muadz bertanya, "Apakah tidak sebaiknya aku ceritakan ini kepada mereka semua?". Rasulullah menjawab: "Jangan dulu, nanti mereka bermalas-malasan". (HR Bukhari dan Muslim).

Jelaslah bahwa tugas utama manusia di dunia adalah mentauhidkan Allah dalam seluruh ibadahnya. Tidak ada tuhan-tuhan lain yang diibadahi selain Allah. Dan itu diikrarkan setiap hari dalam shalat di setiap rakaat. Itupun masih ditambah lagi dalam setiap doa iftitah:

إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam".

Namun kemudian - dalam kenyataannya- tidak sedikit manusia yang menyembah dan mengibadahi tuhan-tuhan lain dalam kehidupannya. Bisa dalam bentuk menyembah harta, jabatan, hawa nafsu (pria dan wanita). Kehidupannya tersandra oleh semua kekuatan lain itu dari menyembah Allah.

Gara-gara harta atau jabatan atau juga lawan jenis, berkurang ibadahnya, atau tertunda ibadahnya atau bahkan tidak sempat beribadah. Itu semua tentunya sangat bertentangan dengan pengakuan "hanya kepadaMu kami menyembah...".

Hadirnya ramadhan menyadarkan kita kembali bahwa misi utama kita di dunia ini adalah beribadah. Sekaligus memperkuat ikrar yang terus berulang kita ucapkan. Mari rehatkan sejenak diri kita dari hiruk-pikuknya dunia yang takkan pernah habis. Kecuali saat tubuh kita sudah berkalang tanah.

Wallahu A'laa wa A'lam.

Posting Komentar

0 Komentar