[Nasehat Ramadhan] CINTA DAN TUNDUK



(Oleh: H. Irsyad Safar, Lc, M.Ed)


(إياك نعبد)

Imam Ibnul Qayyim Aljauziyah menyebutkan bahwa "ibadah" yang sempurna itu harus menggabungkan dua hal sekaligus secara bersamaan. Yang pertama adalah cinta dan yang kedua adalah tunduk.

Artinya, kita belum menjadi hamba Allah yang benar kecuali kita telah beribadah dengan penuh cinta  dan penuh ketundukan kepada Allah.

Ibnul Qayyim berkata, "Bila engkau mencintai Allah tapi engkau tidak tunduk kepadaNya, maka engkau bukanlah hambaNya. Jika engkau tunduk kepadaNya tapi engkau tidak mencintaiNya, maka engkau bukanlah hambaNya. Engkau baru seorang hamba yang benar bila mencintaiNya dan tunduk kepadaNya". (Madaariju As Salikin).

Bila seseorang beribadah karena senang, tapi dia tidak patuh dengan aturan Allah, maka dia belum beribadah dengan benar dan belum menjadi hamba yang benar. Dia hanya sedang melakukan hobby atau kesukaannya. Ini biasanya terjadi dalam hal ibadah-ibadah yang menyenangkan. Seperti ibadah haji, umrah dan lain-lain.

Sebaliknya bila seseorang tunduk beribadah kepada Allah, tapi dia tidak senang dan mencintai Allah, maka dia sedang terpaksa. Tidak tulus dan tidak ikhlas. Manusia saja tidak suka dengan orang yang bekerja terpaksa. Apalagi Allah yang Maha Mulia.

Dalil-dalil yang menunjukkan perintah mencintai dan juga tunduk kepada Allah sangat banyak di dalam Al quran dan hadits Rasulullah saw.

Allah menegaskan bahwa orang yang beriman itu tandanya adalah dia sangat amat cinta kepada Allah. Sedangkan orang kafir mencintai tuhan-tuhan lain selain Allah:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

Artinya: "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS Al baqarah: 165).

Dalam ayat lain, Allah memuji orang yang beriman, generasi pilihan, yang karakternya adalah mencintai Allah dan Allah mencintai mereka:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ...

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela...." (QS Al maidah: 54).

Rasulullah saw menyatakan bahwa kesempurnaan iman itu terletak pada cinta kepada Allah dan RasulNya:

 "ثلاث من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان، من كان الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرء لا يحبه إلاَّ لله، وأن يكره أن يعود في الكفر بعد أذ أنقذه الله منه كما يكره أن يقذف في النار".

Artinya: "Tiga hal yg apabila dimiliki oleh seseorang niscaya dia akan merasakan manisnya iman. Yaitu orang paling mencintai Allah dan RasulNya melebihi selain keduanya. Dan orang yg mencintai orang lain karena Allah. Dan orang yang tidak mau kembali kepada kekufuran sebagaimana dia tidak rela dilemparkan ke dalam api neraka". (HR Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik).

Dalam hal ketundukan dan kepatuhan, Allah ta'alaa menegaskan perintahNya dengan sangat jelas :

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ.

Artinya: Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS Ali Imran: 32).

Allah juga menegaskan bahwa orang yang engkar (tidak patuh) kepadaNya, melanggar batas-batas hukumNya, akan dimasukkan ke dalam neraka yang abadi:

وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ (14)

Artinya: "Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan." (QS An nisa: 14).

Dengan demikian, kesempurnaan ibadah akan terwujud bila dikerjakan dengan cinta serta tunduk kepada Allah.

Wallahu A'laa wa A'lam.

Posting Komentar

0 Komentar