Tiga Golongan Teman



Syarif

Dari kisah pertemanan yang sudah saya lewati, seenggaknya saya belajar bahwa ada tiga golongan manusia yang dibagi berdasarkan watak pertemanan:

1. Seseorang yang semakin kita karib berteman, semakin diri kita memiliki nilai di sisinya. Biasanya orang model begini, baru benar-benar terasa betapa penting hadirnya setelah kehilangan mereka. Bersamanya kita akan peroleh hak yang tidak semua orang akan peroleh itu. Hubungan karib, akan berikan kita keutamaan di matanya. Sehingga kalau ada kebahagiaan berlebih, kita akan jadi orang pertama yang dicari dibanding teman-teman lainnya.

2. Seseorang stabil, yang jika akrab tak ada “hak-hak istimewa” yang didapat, dan ketika berjarak pun sama. Termasuk dalam contoh ini adalah “watak benalu”. Golongan orang yang hanya mendekat jika ada yang bisa dihisap, dan menjauh jika merasa tak ada keuntungan. Begitu terus, mungkin sampai hari kiamat.

3. Seseorang yang semakin kita karib berteman, semakin wujud kita tidak memiliki nilai. Seperti halnya orang pertama, yakni yang model begini, baru terasa hadirnya setelah kehilangan mereka. Baru kita sadar betapa bodohnya kita yang telah membuang-buang waktu berteman dengan mereka, baru sadar pula kalau berjarak, justru lebih baik. Hubungan karib, bukan berikan keutamaan, malah jadikan kita di matanya makin kecil, kian disepelekan. Kalau ada kebahagaiaan, jangan pernah berharap lebih, sebab kawan-kawan baru bagi mereka adalah yang utama.

Untuk seorang muslim, tiga hal tersebut bukanlah yang utama untuk dijadikan patokan bagaimana seharusnya kita bersikap. Sebab jelas dalam perintah agama, seorang muslim harus mengutamakan muslim lainnya dalam urusan muamalah, baik dunia maupun akhirat. Mesti mencintai saudara seimannya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sebab ini bukan urusan kedekatan kita dengan mereka semata, tapi juga kedekatan kita terhadap Tuhan Semesta Alam, Allah subahanahu wa ta’ala.

Ketiga hal tersebut hanya klasifikasi golongan orang-orang (jika derajatnya sama: mukmin) dalam lingkup pertemanan. Menentukan sikap kita bagaimana pada golongan pertama, kedua, dan ketiga. Agar mutiara tetap dihargai sebagai mutiara, emas tetaplah emas, dan sampah juga tetap sampah. Jangan malah perlakukan mutiara sebagai sampah, sebab jika telah dicuri, baru terasa betapa mahalnya ia.

Wassalam, semoga bermanfaat.
Dari sahabatmu, Qalam.

Posting Komentar

0 Komentar